PADANG LAWAS - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia Kabupaten Padang Lawas (Palas) bekerjasama dengan Himpunan Perawat Gawat Darurat Indonesia (HIPGABI) Sumatera Utara (Sumut) menyelenggarakan kegiatan pelatihan basis trauma cardiac lile support (BTCLS) di Hotel Barumun.

Ketua DPD PPNI Palas H Saiful Bahri Halomoan Hsb S Kep.Ns didampingi ketua penyelenggara Hj Nurhamidah Pohan S Kep Ns mengatakan pelatihan BTCLS merupakan angkatan ke 4. Sebahagian biaya pelatihan disubsidi PPNI Palas dan ditambah dengan biaya pendaftaran peserta.

“Peserta pelatihan berjumlah 40 orang yang terdiri dari 12 orang dari perawat RSU Permata Madina, 16 orang dari RSUD Sibuhuan, 11 orang dari Puskesmas se Kabupaten Palas, dan 1 orang dari klinik swasta PT RGM,”ungkapnya kepada GoSumut Jumat (28/10/2016)

Dijelaskan, pelatihan BTCLS ditujukan bagi perawat/ tenaga medis lainnya yang sudah bekerja di rumah sakit, perusahaan, puskesmas dan klinik. Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan para peserta mampu menangani kasus kegawatdaruratan kardiovaskuler termasuk didalamnya serangan jantung (Acute Miocard infark) dan arythmia lethal.

“Melalui pelatihan ini peserta akan diajarkan untuk menggunakan alat Automatic External defibrillator yang merupakan alat basic standar internasional. Selanjutnya, setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan memiliki kemampuan untuk menangani berbagai kasus kegawatdaruratan trauma khususnya pada kasus-kasus kecelakaan lalu lintas, kecelakaan di perusahaan atau tempat kerja,”terangnya.

Ditambahkan, Para peserta juga akan dilatih untuk mampu melakukan triage baik dilokasi bencana maupun di Unit Gawat Darurat. Pelatihan ini juga bisa dikuti oleh mahasiswa keperawatan / kebidanan agar lebih matang dalam memasuki dunia kerja dan mampu bersaing di pasar kerja.

 “Metode pelatihan meliputi pre dan post test tertulis, ceramah, diskusi, latihan langsung dan ujian kompetensi, disaster/penanggulangan bencana lapangan dan demonstrasi. Materi yang disampaikan sisetem penanganan gawat darurat terpadu (SPGDT),”terangnya lagi.

Kemudian kata Saiful, peserta juga mendapatkan materi terkait air way and breathing management, resusitasi jantung paru, kegawatdaruratan pada system kardiovaskuler, dasar-dasar membaca elektrokardiogram (EKG) dan asepek legal keperawatan gawat darurat.

“Secara umum tujuan pelatihan menciptakan peserta untuk mempunyai kemampuan dan keterampilan tentang penanganan dan penanggulangan penderita gawat darurat. Secara khusus peserta memhami system penanggulangan penderita gawat darurat terpadu,”terangnya lagi.

Selain itu kata Saiful peserta mampu memahami konsep dasar penanggulangan penderita gawat darurat kardiovaskuler dan trauma sesuai standar internasional, mampu mengenali keadaan yang mengancam nyawa pada penderita gawat darurat kardiovaskuler dan trauma, dan mampu melakukan penanggulangan/penanganan penderita gawat darurat.

“Dan yang tidak kalah pentingnya, melalui pelatihan ini peserta memperoleh sertifikat BTCLS sebagai persyaratan petugas haji bidang kesehatan baik TKHI ataupun PPIH, dan memiliki keterampilan dalam penanggulangan gawat darurat yang bekerja di UGD, ICU, Klinik, Puskesmas dan Ambulanz gawat darurat,”tambahnya.

Kepala Dinas Kesehatan Palas Leli Ramayulis SKM melalui Kabid Yankes drg Oktavian Lubis dalam sambutannya menjelaskan kompetensi perawat harus diikuti dengan sertfikat, registrasi dan lisensi.

“Dengan tuntutan semacam itu maka profesi perawat harus dapat menjawabnya yaitu dengan memberikan pelayanan secara professional dan akuntabilitas, juga harus dilandasi oleh kita ilmu keperawatan,”ungkapnya.

Pada UU nomor 36 tahun 2014 kata Oktavian, tenaga kesehatan harus memiliki keilmuan untuk memberikan fasilitas pelayanan kesehatan secara konprehensif. Dalam mengabdikan diri kepada masyarakat dibidang kesehtan harus memiliki knowledgedan attitude melalui pendidikan baik formal maupun non formal.

“Tenaga kesehatan sangat memerlukan kemandirian untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Melalui pelatihan ini peserta harus memapu mempraktekkan ilmunya diwilayah kerja masing-masing terutama puskemsas dan rumah sakit yang akan diakreditasi,”terangnya menutup.