MEDAN - Persaingan dunia kerja di era globalisasi seperti saat ini semakin ketat, karena jumlah lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan banyaknya pencari kerja. Ketua STT Paulus Medan Parluhutan Manalu mengatakan, salah satu langkah agar pencari kerja dapat bekerja adalah memahami perubahan yang terjadi saat ini dan memanfaatkan perubahan tersebut.

"Persaingan tidak hanya di bidang usaha dan teknologi, rohaniawan dan tenaga pendidik (guru) pun saat ini sudah menghadapi persaingan yang semakin ketat. Globalisasi adalah perubahan yang sangat cepat dalam ruang dan waktu di segala bidang. Dengan memahami perubahan yang sangat cepat, kita sebagai pelayan masyarakat juga harus berpikir cepat," terangnya pada acara pelepasan sarjana strata-3, strata-2 dan strata-1 di Chatolic Center Jalan Mataram Medan, Sabtu (27/8/2016).

Selain itu, langkah yang perlu diambil saat ini adalah memanfaatkan terbukanya pasar internasional. Karena kesempatan bagi pelayan masyarakat (rohaniawan) sangat penting. Terlebih di era globalisasi rohaniwan harus menjadi sutradara sekaligus pemain memenangkan jiwa bagi Kristus.

"Era globalisasi juga memudahkan budaya asing masuk ke Indonesia. Kalau pondasi Gereja dan masyarakat kita kuat mungkin tidak masalah. Kalau tidak siap, maka budaya asing akan Merajalela di negeri kita. Untuk itu kehadiran pelayan masyarakat diharapkan bisa berperan aktif dalam meningkatkan keimanan masyarakat menangkal budaya asing yang berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat,".

"Kuncinya sekarang ada pada kita, apakah mau jadi penonton atau terjun langsung untuk bersaing di era globalisasi," tutupnya.

Pada kesempatan itu juga,  STT Paulus Medan pelepasan 54 sarjana pendidikan agama Kristen, dimana jumlah tersebut terdiri dari 17 orang sarjana Theologia, Strata 2 sebanyak 13 orang dan program doktor 3 orang.