JAKARTA - Satpol PP membongkar paksa tempat nongkrong yang selama ini dijadikan markas para pewarta foto di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Pembongkaran ini pun sempat mendapat penolakan dari wartawan.

Pembongkaran dilakukan Jumat (26/8) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Markas fotografer tersebut berada persis di belakang Pos Polisi Bundaran HI, Jakarta Pusat.

Sempat terjadi adu mulut antara Satpol PP yang melakukan pembongkaran dengan wartawan. Para wartawan mempertanyakan alasan dibongkarnya posko yang sering dikunjungi pejabat itu.

Kasatgas Pol PP Kecamatan Menteng, Charles Siahaan mengaku bahwa pembongkaran tempat nongkrong para wartawan itu merupakan perintah Kapolsek Menteng.

“Kejadiannya tadi sore, Kapolsek memohon penertiban tenda itu. Saya tidak mau, tetapi dia ke lurah dan camat,” ujar Charles yang mengaku tidak berada di lokasi saat kejadian.

Wartawan lalu mempertanyakan alasan pembongkaran markas mereka. Selain itu mengapa sangat mendadak dan tanpa pemberitahuan dilakukan pembongkaran.

“Saya sudah terangkan keberadaan tenda kita itu, tapi Pak Kapolsek tetap kekeh, katanya pejabat Polri mau datang,” imbuh Charles.

Sementara itu, Sekjen PFI Fransiskus Simbolon mengatakan, sejak siang beberapa wartawan foto melihat gelagat dari beberapa petugas Satpol PP yang berlalu-lalang di sekitar lokasi tersebut. Tak lama kemudian, konfirmasi didapat langsung dari salah seorang petugas polisi di Pospol Bundaran HI.

"Kata petugasnya (polisi) cuma mau dirapikan saja. Setelah mendapat kabar itu, beberapa pedagang di lokasi tersebut merapikan tenda dagangannya, termasuk juga merapikan tenda tempat berkumpulnya jurnalis foto ini," kata Fransiskus, Sabtu (27/8/2016) dini hari.

Fransiskus mengatakan, setelah dirapikan, beberapa wartawan melakukan kegiatannya seperti biasa di sana, dan tidak ada upaya penertiban. Hingga pukul 22.30 WIB, setelah orang terakhir meninggalkan lokasi, barulah petugas Satpol PP masuk dan langsung melakukan upaya penertiban bangunan.

"Tendanya dihancurin, barang-barangnya diangkut semua, Beberapa barang seperti kursi malah ada yang merupakan sumbangan dari menteri untuk pewarta foto," kata Fransiskus.

Mengetahui kejadian ini, beberapa wartawan foto kemudian menuju lokasi. Adu mulut pun tak terelakkan.

"Kita kecewa karena tidak ada pemberitahuan. Dan mereka juga awalnya mengaku hanya merapikan saja. Akhirnya mereka mengaku salah, dan meminta maaf," kata Fransiskus. (***)