JAKARTA - Berdasarkan laporan Konsul Kepolisian RI di Hongkong, saat ini banyak kedapatan para Tenaga Kerja Indonesia yang menjadi kurir narkoba. Tergiur dengan upah besar dan salah pergaulan di jejering sosial seperti facebook, menjadi penyebab utamanya.

Terkait maraknya pemanfaatan TKI untuk menjadi kurir narkoba perlu diwaspadai oleh semua pihak. Terutama bagi para TKI yang saat ini sedang bekerja di luar negeri. Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi IX DPR RI, FPAN, Dapil Sumut II, Saleh Partaonan Daulay.

Saleh Partaonan Daulai meminta, agar para TKI tidak mudah tergiur dengan janji manis orang lain. Apalagi orang tersebut baru dikenalnya melalui medsos.

"Berkenalan dan menambah teman boleh saja. Tetapi berteman harus benar-benar selektif. Apalagi perkenalannya hanya melalui media sosial, karena menurut laporan gara-gara salah pergaulan inilah mereka terjebak menjadi kurir barang haram," ujar Saleh kepada GoNews.co, melalui pesan singkat, Kamis (11/08/2016) malam.

Menurutnya, tidak semua orang yang ada di media sosial orang baik. Ada banyak pihak yang menyalahgunakan media sosial untuk mencari keuntungan bahkan melakukan penipuan. Tidak jarang, identitas yang dimuat di dalam media sosial adalah identitas palsu. Karena itu, sangat beralasan jika semua orang harus berhati-hati.

Selain itu, bagi TKI yang izin tinggalnya habis, diharapkan dapat segera memperpanjang. Perwakilan Indonesia di luar negeri diharapkan dapat membantu dan memberikan kemudahan. Termasuk membantu jika para TKI tersebut hendak pulang ke Indonesia.

Pengetahuan dasar tentang media sosial dan teknologi digital perlu diberikan sebelum TKI diberangkatkan ke luar negeri. Pemerintah dan juga perusahaan pengerah jasa tenaga kerja diminta untuk memasukkan materi tersebut. Materi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para calon TKI sehingga mereka tidak dengan mudah dimanfaatkan.

"Faktanya, konsul Kepolisian RI di Hongkong menyampaikan bahwa TKI banyak tertipu melalui perkenalan terhadap orang lain di media sosial. Tentu masih banyak lagi motif lain. Tetapi aspek ini juga menjadi sangat penting untuk diperhatikan," pungkasnya. (***)