JAKARTA - Tampilnya atlet BMX Tony Syarifudin di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 merupakan suatu kebanggaan. Pasalnya, Tony tercatat sebagai atlet BMX pertama Indonesia yang tampil pada pesta akbar olahraga dunia empat tahunan tersebut.

"Kita bangga bisa meloloskan Tony Syarifudin ke Olimpiade Rio de Jeneiro 2016. Tapi, kita tidak bisa menyamakannya dengan atlet angkat besi dan bulutangkis yang diharapkan meraih medali," kata Direktur Performa Tinggi Lomba 3 Satlak Prima, Denny Gumulya di Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Tony, yang akan tampil 17 Agustus 2016 waktu Brasil, kata Denny, tidak mungkin dibebankan medali karena lawan-lawan yang dihadapinya sangat tajam waktunya. Pada penampilan perdana ini Tony hanya dituntut untuk terus meningkatkan prestasinya dalam menghadapi SEA Games Malaysia 2017 dan Asian Games Jakarta-Palembang 2018.

"Tony tampil di Olimpiade hanya menambah jam terbang sekaligus melihat peta kekuatan atlet BMX dari Asia Tenggara dan Asia. Jadi, kita bisa melihat peluang medali pada saat tampil di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018," kata mantan Ketua Bidang Pembinaan PB ISSI.

Meski telah meloloskan Tony ke Olimpiade, Denny berharap PB ISSI pimpinan Rajasapta Oktohari bisa menggerakkan pembinaan atlet balap sepeda di seluruh daerah. Selain itu, katanya, PB ISSI juga harus memiliki kompetisi berjenjang dan berkesinambungan.

Hal lain yang perlu dibangun yakni mencetak pelatih dan wasit yang memiliki sertifikat internasional. "Regenerasi pelatih dan wasit tidak berjalan. Sampai sekarang, kita belum memiliki pelatih berkualitas seperti Wahyudi Hidayat dan Endang yang sudah tua. Dan, kita juga sama sekali tidak memiliki wasit internasional," katanya.

Tiket Tony ke olimpiade didapat setelah Indonesia menggantikan posisi Brasil dengan menggunakan alokasi kuota tuan rumah. Berdasarkan kualifikasi UCI, Brasil berada di posisi 12 dan posisi Indonesia berada di posisi teratas ranking UCI yang belum memiliki kuota. (***)