JAKARTA- Menteri Pariwisata Arief Yahya terus mendorong kuliner nusantara untuk tampil di pentas dunia. Sebab, Thailand, Vietnam dan Malaysia sudah lebih dahulu menggunakan teste makanan sebagai alat promosi dan diplomasi pariwisata.

"Potensi kita tidak kalah. Jenis makanan kita juga seabrek jumlahnya. Tinggal mengemas menjadi kekuatan yang memiliki commercial value, bukan hanya cultural value," tutur Arief Yahya.

Berdirinya banyak restoran Indonesia di berbagai negara adalah bukti konkret, bahwa kuliner kita juga laku di pentas global. Sama halnya dengan Chinesse Restoran, Japanesse Restoran, Korean Food, dan juga Indian Culinery. "Biarkan orang jatuh cinta di makanan dulu, sebelum akhirnya mencintai destinasi pariwisata Indonesia," ungkapnya.

Di Hefei, Anhui, China, sudah lahir restoran Wonderful Indonesia. Akan disusul dengan restoran lain di kota yang lain di China, dengan menu utama 30 ikon kuliner nusantara. "Sampai kerupuk udang pun sudah 20 juta bungkus yang tahun ini beredar di Tiongkok," jelas Arief Yahya.

Kepak sayap kuliner Indonesia semakin mendunia. Itu tercermin dari tiga buku kuliner Indonesia yang berhasil menembus nominasi Gourmand World Cookbook Awards 2016. "Ini langkah baru yang perlu dibanggakan," jelas dia.

Gourmand World Cookbook Awards bukanlah ajang sembarangan. Penghargaan yang digagas Edouard Cointreau dan Remy Martin itu memberikan pengakuan dan penghormatan bagi para penulis dan penerbit buku-buku mengenai kuliner dan kebudayaan dari seluruh dunia.

Tahun ini panitia Gourmand World Cookbook Awards menerima lebih dari 20.000 masukan buku terbitan 209 negara. Karya-karya itu berkompetisi di 92 kategori buku masak dan budaya kuliner serta 29 kategori Wine & Drinks. Di tengah kepungan ratusan negara tadi, buku "Selamat Makan - Let's Cook Indonesian Food" berhasil menjadi nominator (Short List) "Best Culinary Travel Book".

Buku terbitan Kementerian Pariwisata Indonesia ini disusun tim Spice it Up! Indonesia yang merupakan tim kuliner Guest of Honour Frankfurt Book Fair 2015. Dalam ajang Frankfurt Book Fair 2015, "Selamat Makan" dibagikan kepada 1.100 pelajar asal Eropa yang mengikuti program Classroom of the Future.

Selain buku "Selamat Makan", buku "30 Indonesian Traditional Culinary Icons" yang ditulis Bondan Winarno dengan dukungan Kemenpar juga ikut masuk dalam kategori "Special Awards". Sementara buku "Trailing the Taste of Gorontalo" terbitan Omar Niode Foundation masuk nominasi di kategori "Best Asian Cuisine Book" dan "Best Charity and Fund Raising Cookbook." Pengumuman pemenang penghargaan bakal digelar di kota Yantai, Tiongkok, akhir Mei 2016.

"Kami begitu bangga dan senang sekaligus antusias. Tiga buku kuliner Indonesia ternyata bisa masuk dalam daftar nominasi Gourmand Awards yang sangat bergengsi ini. Berkompetisi bersama negara-negara lainnya di kategori buku kuliner travel terbaik, adalah hal yang sangat membanggakan. Mudah-mudahan tiga buku ini dapat meraih yang terbaik," ungkap Noviendi Makalam, Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, Minggu (29/5).

Menurut Noviendi, salah satu cerminan keragaman kekayaan alam dan budaya Indonesia terlihat dari sajian kreasi masakannya. Melalui buku-buku kuliner tersebut, Indonesia bisa mempromosikan destinasi wisata sekaligus ragam kelezatan kulinernya yang sudah mendunia.

Kesty Pringgoharjono dari tim penyusun Spice it Up! Indonesia menambahkan bahwa "Selamat Makan" adalah buku paduan kuliner dan travel. Terdapat beragam menu masakan Indonesia yang dipadukan dengan destinasi wisata. "Selamat Makan menampilkan aneka masakan Indonesia yang enak dan mudah cara memasaknya. Cerita menarik mengenai asal usul makanan dan bumbu yang dipakai tercantum di dalamnya. Bukunya juga dilengkapi desain grafis dan foto yang menarik. Pembaca dapat menemukan QR code untuk bisa menyaksikan video memasak menu yang ada," terang Kesty Pringgoharjono. (*/dnl)