MEDAN - Kedudukan sektor pariwisata sebagai salah satu pilar pembangunan semakin menunjukkan posisi dan peran yang sangat penting sejalan dengan perkembangan dan kontribusi yang diberikan. Baik dalam penerimaan pendapatan daerah, pengembangan wilayah, penyerapan investasi dan tenaga kerja, alternatif mewujuidkan Medan sebagai destinasi wisata kota akan menjadi trend menarik dimasa depan berdasarkan alasan yang rasional.

Hal ini dikatakan Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Drs Hasan Basri kepada Gosumut.com, Sabtu (28/5/2016) melalui telepon selularnya. Disebutkan, dirinya mewakili Walikota Medan pada acara seminar hasil kajian alternative wujudkan Medan sebagai destinasi wisata nasional dan regional yang dilaksanakan di Hotel Grand Antares, Jumat (27/5/2016) kemarin.

Peserta seminar sebanyak 150 orang terdiri dari DPRD Medan, Dewan Kota, Dewan Riset, SKPD, PKK, para Camat, Asita, PHRI, HPI, BWS Senat Mahasiswa Akpar dan para pengelola destinasi wisata di Kota Medan.

Dikatakan, potensi yang bagus akan lebih berhasil jika dikembangkan dan dikelola dengan majemen kota yang terintegritas dalam konsep totalitas produk wisata yang saling terkait, sedikirtnya ada empat unsur diintegrasikan yakni daya tarik wisata, infrastruktur dan fasilitas pendukung, aksesbilitas berupa transportasi publik yang baik serta manejemen transportasi yang efesien/efektif dan kelembagaan kepariwisataan yang meliputi pemerintah, swasta dan masyarakat.

“Perpindahan Bandara Polonia ke Kuala Namu adalah tantangan yang sangat besar untuk Kota Medan, karena para wisatawan bisa langsung menuju Danau Toba, tanah Karo atau tempat lainnya tanpa harus transit di Kota Medan, “ ujar Hasan Basri.

Menurutnya, Kota Medan memilki banyak sekali destinasi wista seperti Istana Maimon, Bangunan bersejarah, Rumah Tjong A Fie, Situs Kota Cina, Asam Kumbang, Titi Gantung dan lainnya yang dapat dijadikan ciri khas yang tidak dimiliki kota lainnya, begitu juga dengan budaya Melayu merupakan budaya asli Kota Medan yang harus dipertahankan dan dilestarikan yan dapat dijual kepada wisatawan selain itu juga Medan merupakan kota kuliner.

“Kita harus sepakat bahwa Kota Medan ini harus dibangun dengan cerdas melalui pelaksanaan kajian atau riset yang dapat dipertanggung jawabkan secara akademis sebelum melakukan suatu perencanaan, kita harus menyelesaikan setiap permasalahan kota ini sedini mungkin agar visi Kota Medan yang maju, sejahterah, relegius dan berwasasan lingkungan dapat terwujud, “ ungkapnya.

Kabid Sosbud Balitbang Kota Medan Bahrian Effendi S Sos melaporkan, tujuan seminar hasil kajian ini adalah sebagai acuan dari pengembangan destinasi wisata oleh pemerintah, pemerintah daerah, pelaku usaha dan masyarakat, menjamin terselenggaranya pengembangan destinasi wisata didaerah yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan, selain itu juga meningkatkan kualitas pengelolaan serta meningkatkan volumne kunjungan wisata.

Sebagai nara sumber adalah DR Rita Margareta Setianingsih, Agus SE, selaku pembanding adalah Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Sumut, Maruli Damanik sedangkan sebagai surveyor adalah para mahasiswa Akademi Pariwisata Kota Medan.