JAKARTA- Wonderful Indonesia dipastikan bakal tampil di Nanyang Culture Festival di Tiongkok, 20-26 April 2016 ini. Misi yang dibawa ke Negeri Panda adalah menjaring wisatawan Tiongkok untuk berkunjung ke Indonesia. Promosi branding "Wonderful Indonesia" memang menjadi kata kunci utama festival ini. Maklum, Tiongkok menjadi salah satu pasar utama pariwisata Indonesia.

"Kami menampilkan beragam pertunjukan kesenian Nusantara dan demo kuliner dengan menyajikan keragaman dan keunikan makanan tradisional khas Indonesia kepada masyarakat Xiamen di Tiongkok," kata Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik, Kementerian Pariwisata Vinsensius Jemadu, Rabu (20/4).

Untuk urusan kuliner, Jemadu mengaku sudah menyiapkan santapan kuliner yang menggugah selera. Guest Chef ternama ikut digandeng bersama satu hotel di Xiamen untuk menghidangkan makanan tradisional Indonesia. Inilah salah satu senjata utama Kemenpar untuk menggaet wisatawan Tiongkok untuk berkunjung ke Indonesia.

"Taste kuliner Indonesia kebetulan sesuai dengan selera lidah orang Tiongkok yang suka makanan gurih dan pedas. Yang penasaran, bisa menikmati rendang, nasi goreng, sate, soto ayam, sop buntut hingga rawon," beber Vincen yang belum lama menjadi saksi pembukaan restoran Wonderful Indonesia yang hanya menjual 30 ikon kuliner Indonesia di Hebei, Provinsi Anhui, Tiongkok.

Bagi yang belum puas, Kemenpar sudah menyiapkan booth istimewa. Desainnya dirancang modern dan elegan. Di booth ini, pengunjung bisa mendapatkan informasi seputar objek wisata unggulan di Indonesia. Setidaknya ada 10 pengembangan destinasi prioritas yang dipromosikan di Xiamen, Tiongkok. Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, Kepulauan Seribu, Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang, adalah sederet nama yang dipasarkan ke masyarakat Negeri Panda.

Menpar Arief Yahya selalu mengingatkan agar mulai tahun 2016 ini harus membawa misi selling. Bahkan diperbanyak dengan wholesellers, meeting sellers dan buyers, perbanyak kontak dengan media, dan sampaikan soal deregulasi yang sudah semakin mudah dan terbuka orang Tiongkok ke Indonesia.

“Karena itu industri pun harus sudah memiliki mindset untuk lebih banyak jualan, berpromosi, famtrip, biar mereka merasakan sensasi Indonesia dulu, setelah itu baru menggunakan pola dan tata cara lain lagi,” kata dia. (*/dnl)