DURI - Untuk mempercantik kota Duri, Bengkalis sebagai kota industri dan perdagangan, ternyata Dinas Tata Kota, Tata Ruang dan Pertamanan Kabupaten Bengkalis sudah merealisasikan pembangunan pedestrian atau trotoar dengan nilai Rp1,9 miiliar melalui APBD Bengkalis 2015 lalu. Pantauan GoRiau.com di lapangan, trotoar tersebut memiliki lebar sekitar dua hingga tiga meter dengan panjang hanya beberapa ratus meter. Artinya diperkirakan harga trotoar ini mencapai Rp5 juta per meter atau setara dengan biaya pembangunan gedung bertingkat, bahkan dana tersebut setara dengan pembangunan empat rumah mewah bertingkat dengan konstruksi yang kokok jika diperkirakan biaya pembangunan rumah mewah Rp500 juta.

Salah satu contoh pembangunan trotoar bagi pejalan kaki di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau ini dibangun pada tiga titik dan lokasi berbeda yakni di kawasan simpang Pokok Jengkol, kawasan Jalan Jenderal Sudirman dan kawasan Jalan Mawar.

"Hitungannya begini ya, jika nilai proyek untuk 1.500 meter adalah Rp 1,85 miliar, maka harga permeter dari pekerjaan itu Rp 1 jutaan lebih. Sementara jika kita sama-sama lihat dilapangan, dengan kondisi bangunannya, estimasi anggaran maksimal hanya Rp500 ribu permeter. Inikan jelas ada markup dalam proyek tersebut," kata Idris, warga Balik Alam kepada GoRiau.com, Jumat (15/4/2016) yang memiliki latar belakang, pemborong bangunan ruko dan rumah di Duri.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/16042016/trotoar3jp-4289.jpg

Menurutnya, konstruksi trotoar yang dibangun tersebut diperkirakan tidak akan bertahan lama karena saat ini saja sudah banyak yang rusak di beberapa sisinya. Bahkan, ada beberapa porselen yang sudah pecah dan koral sikatnya juga sebagian sudah terlepas.

"Pembangunan trotoar itu seharusnya di Pasar Duri, tapi sekarang dipindahkan ke depan Kantor Camat Mandau. Jika pemerintah tegas, harusnya pembangunan trotoar itu bisa tetap dilakukan di Pasar Duri, biar lebih bermanfaat,'' katanya lagi.

Pantauan GoRiau.com di lapangan, saat ini trotoar ini lebih banyak dimanfaatkan warga sebagai tempat parkir dan sebagian saja yang digunakan oleh pedagang.

Kepala Dinas Tata Kota, Tata Ruang, dan Pemukiman Kabupaten Bengkalis, Emri Yuliharnis tidak bersedia memberi penjelasan dan mengarahkan kepada Kabid Tata Kota, Dinas TKTRP Bengkalis, Sugeng.

Sementara Sugeng saat dikonfirmasi mengatakan, pembangunan trotoar di Kecamatan Mandau masih dalam masa perawatan yang akan berakhir 2 bulan lagi. Sebelum SHO, Dinas Tata Kota, Tata Ruang dan Pemukiman Kabupaten Bengkalis akan turun lagi melakukan pengecekan ke lapangan.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/16042016/trotoar2jp-4290.jpg

''Kita akan lihat kondisi real hasil dari pekerjaan yang dikerjakan pihak kontraktor. Jika ada kerusakan atau belum tuntas, makan akan kita ingatkan pihak kontraktor untuk melakukan perbaikan,'' kata Sugeng.

Mengenai kualitas pekerjaan, lanjut Sugeng, sudah sesuai dengan perencaan yang ada. Sehingga, ketika ada porselin yang rusak dan lain sebagainya, bukan dikarenakan pekerjaan yang asal jadi, melainkan karena trotoar sering dijadikan tempat parkir kendaraan oleh oknum.

"Di Bengkalis juga sama, trotoar dipakai untuk parkir kendaraan dan berjualan. Namun kita lakukan pendekaan dengan masyarakat, dan sekarang masyarakat mengerti fungsi dibangunnya trotoar tersebut," jelasnya.

Sementara soal nilai proyek, imbuhnya lagi, sudah sesuai dengan nilai pekerjaan. "Nilai proyek itukan bukan asal karang, ada konsultan perencanaannya yang menghitung nilai setiap proyek. Jadi ada dasar menetapkan nilai disetiap proyek, bukan asal membuat harga saya,'' utupnya.

Semetara itu Kejaksaan Negeri Bengalis saat dikonfirmasi apakah proyek ini sudah masuk dalam pengawasan Kejari, belum bisa memberi penjelasan. ***