JAKARTA- Masyarakat Marketing Indonesia menggagas usulan penggalakkan penggunaan logo ‘Wonderful Indonesia’ dan ‘Pesona Indonesia’ pada produk dan jasa penunjang pariwisata. Cara tersebut dilakukan untuk memperkuat keduanya sebagainational branding yang pada akhirnya kian menggenjot pariwisata Indonesia.

Menurut  salah seorang pendiri dan pengurus Masyarakat Marketing Indonesia, Popy Rufaidah, program pelabelan yang akan membuat produk dan jasa buatan dalam negeri kian sinergis dengan pariwisata nasional  itu, sekaligus meningkatkan pemasarannya.  Senyampang itu pula, branding ‘Wonderful Indonesia’ pun memberikan nilai tambah (value-added) yang  lebih besar.

Popy yang juga ketua Program Magister Manajemen Unpad yakin, cara tersebut berpeluang meningkatkan pariwisata Indonesia. “Berbagai program kami, salah satunya labelisasi tadi, diharapkan akan mendongkrak posisi Indonesia pada The Travel & Tourism Competitiveness Index 2016,” kata Popy. Pada 2015 lalu posisi Indonesia pada The Travel & Tourism Competitiveness Index masih menempati ranking 50.

Popy menunjuk keunggulan Indonesia pada daya saing produk dan jasa menjadi celah potensial yang bisa didayagunakan. “Keunggulan harga produk dan jasa itu menempatkan Indonesia pada ranking tiga,” kata Popy. 

Melalui marketing dan branding produk dan jasa dalam negeri itulah, kata dia, diharapkan peningkatan posisi pada The Travel & Tourism Competitiveness Index itu bisa didapatkan.

?Masyarakat Marketing Indonesia atau lebih dikenal dengan #marketIND adalah organisasi nirlaba  dengan visi “menjadi organisasi masyarakat terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan penerapan marketing serta pemerekan (branding) produk dan jasa buatan dalam negeri penunjang pariwisata nasional".

MarketIND dideklarasikan dua pekan lalu, bersamaan dengan acara Gelar Produk 1.000 Wirausaha Baru Jawa Barat, yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pendirian MarketIND melibatkan sinergitas unsur pentahelix atau lima pilar, yakni  Academics, Business, Government, Community/association dan Media. 

?Selain Menteri Pariwisata, para pendiri ‘Market-IND’ adalah Menteri PAN-RB, Gubernur Jawa Barat, Rektor Unpad, pengusaha Perry Tristianto, serta pemilik harian umum Pikiran Rakyat, Januar P. Ruswita.

Sementara itu Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, Indonesia dikenal dengan produk dan jasa kreatif dan inovatif.  Namun ia menyayangkan, keunggulan tersebut belum dimanfaatkan optimal sebagai salah satu pemberi ciri destinasi nasional.

?Karena itulah, Menpar menyambut baik gagasan Market-IND tersebut. “Langkah untuk meningkatkan daya tarik pariwisata, salah satunya melalui aktivitas marketing dan branding produk dan jasa penunjang kepariwisataan dalam negeri,” kata Menpar Arief. (*/dnl)