PEKANBARU - 'Nyamannya' daerah Kampung Dalam, Pekanbaru-Riau sebagai lokasi peredaran narkoba disebabkan banyak faktor. Selain berada di tepian sungai, kawasan padat penduduk ini juga punya banyak gang sempit yang jadi akses pelarian para pengedar ketika hendak ditangkap. Ini terbukti dari banyaknya temuan polisi terkait jalan tikus antar rumah yang ditenggarai jadi akses pelarian bandar narkoba. Malahan juga ada bunker tempat bersembunyi. Jika lebih detail, beberapa gang di sana bahkan dilengkapi kamera pemantau (CCTv). Lalu bagaimana transaksi barang haram itu terjadi?

Kasat Narkoba Polresta Pekanbaru, Kompol Iwan Lesmana Riza menguraikan, rumah tempat transaksi tersebut didesain khusus oleh mereka, dimana jendelanya diubah seperti loket kecil dilengkapi lubang tempat pertukaran barang dan uang. Loket tersebut bahkan beroperasi 24 jam.

"Jadi kayak loket kecil. Itu 24 jam. Kalau ada yang beli via lubang itu tanpa bertatap muka. Jendela dan pintunya juga dilengkapi terali besi berlapis. Jadi ketika kita gerebek butuh waktu untuk membongkarnya. Inilah yang jadi momentum mereka untuk kabur melalui jalan tikus," beber Iwan.

Sebab itulah saat penggerebekan kemarin, Sat Narkoba berhasil menyita sekitar lima ribuan paket sabu berbagai ukuran dengan berat total dua kilogram. "Jadi cukup sulit untuk membongkar bisnis ini. Kita sudah intai cukup lama," jawabnya kepada GoRiau.com.

Diberitakan sebelumnya, polisi melakukan penggerebekan besar-besaran di Kampung Dalam, Kamis petang semalam. Empat orang diamankan dimana dua orang diantaranya masih berstatus pelajar. Dalam hal ini, polisi menyita lima ribuan paket sabu siap edar, serta 200 butir pil Ekstasi dan 16 lembar Psikotropika jenis H-5 (Happy Five). ***