JAKARTA- Pengaruh budaya Tiongkok ke Indonesia rupanya dilakukan dengan pendekatan kebudayaan yang sangat ciamik. Ini akan terlihat saat Puncak Perayaan Cap Go Meh, pada tanggal 22 Februari 2016 di Bogor, Jawa Barat.

Kemasannya pun akan dibuat dengan tema Street Food Festival, agar semakin menyatu dengan wisata kuliner. Namun tetap dalam bingkai "Pesona Indonesia".

"Saya lihat acaranya seru dan penuh kreasi. Ada atraksi pertunjukan, ada atraksi kuliner, yang dipadu dengan perencanaan yang bagus,” jelas Menpar Arief Yahya, Kamis (18/02/2016) di Jakarta.

Keunikan akan semakin terlihat, ketika iven tersebut memadukan kolaborasi antara sentuhan budaya Sunda dan Tionghoa di perayaan Cap Go Meh (CGM) tersebut. Salah satunya beberapa tokoh akan mengenakan baju kampret yang merupakan baju khas Sunda.

"Saya dengar memang ada kolaborasi budaya. Itu pas, sesuai dengan spirit Wonderful Indonesia yang menargetkan 10 juta kunjungan wisatawan dari Tiongkok. Seperti yang dilakukan di Bali dalam Imlek 8 Februari lalu. Semoga ini menginspirasi daerah lain,” tutur Arief Yahya.

Menurutnya, hal tersebut adalah gaya promosi pariwisata budaya yang amat empatik dan cerdas, yang diharapkan bisa mengambil hati wisatawan luar negeri dan khususnya wisatawan asal Tiongkok. Cap Go Meh Street Festival 2016 ini memang dibuat khusus dengan kolaborasi Sunda Tionghoa di dalamnya. Ini akan terlihat dari pernak-pernik pawai budaya dan karnaval kostum.

Tentunya kolaborasi ini juga hasil kerja keras Panitia pesta Rakyat Bogor Cap Go Meh (CGM) 2016, yang menyiapkan seragam khusus ketika puncak perayaan CGM Street Festival, Senin, (22/02/2016). "Nantinya, mereka akan seragam menggunakan baju kampret. CGM di Bogor memang harus berbeda dengan tempat lain. Karena di Bogor, fokusnya lebih kepada penampilan budaya,” papar mantan Dirut Telkom itu.

Direncanakan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan juga diundang, orang nomor satu di Jawa Barat tersebut, akan berada di barisan paling depan.

Menurut Heryawan, panitia CGM di Bogor sepakat menggunakan baju kampret saat puncak acara, dengan alasannya sederhana. Dimana Kampret merupakan pakaian khas masyarakat Sunda termasuk masyarakat Bogor. Dengan memakai baju kampret, kata dia, perayaan CGM akan menjadi bagian dari Bogor yang tak dapat dipisahkan.

“Selain pawai budaya dan festival kostum. Ada juga penampilan kesenian dari berbagai daerah serta kesenian modern. Di antaranya Rengkak Ayakan, Tor-tor, Kebudayaan Jawa Tengah dan kostum batik, Payung Padjajaran, Garuda Ngapak, Boboko Logor, Reog Ponorogo, Barung Landung dan Ogoh-ogoh,” beber Ahmad Heryawan.

Parade Drumband dari PDBI Jawa Barat dan Drumband Mandarava NSI serta dari Pusdikzi juga dipastikan ikut memeriahkan acara. "Total pengisi acara sendiri mencapai 10.000 orang, dan yang paling penting, adairingan ritual seperti Joli-joli, liong barong dan parade mobil hias 12 shio dan umum,” paparnya.

Acara tersebut diprediksi bakal lebih meriah dengan hadirnya komunitas Tionghoa berkain dan perempuan berkebaya. (*/dnl)