JAKARTA - Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) ingin menjadi lumbung pangan utama untuk menyangga kebutuhan pangan di wilayah Sumatera Bagian Utara, yakni Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara (Sumut). Untuk itu, Agara telah merintis sejumlah gebrakan yang membuahkan hasil, seperti surplus produksi padi, produksi jagung melimpah dua kali lipat dan menjadi pemasok utama ikan air tawar untuk Sumatera Utara. Bupati Aceh Tenggara H. Hasanuddin Broeh mengatakan, untuk mencapai target tersebut, pihaknya hanya mengandalkan satu strategi, yakni mendengar apa yang diinginkan oleh masyarakat. Setiap permintaan masyarakat, terkait dengan percepatan produksi pangan, dipastikan segera dipenuhi.

“Untuk tanaman pangan, baik itu padi dan jagung kami berikan benih unggul hibrida yang dapat mendongkrak produksi. Sementara untuk ikan darat kami berikan bibit yang mudah berkembang biak di Agara, seperti Nila, Gurame, dan lain-lain,” jelas Hasanuddin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (12/1).

Kadis Pertanian dan Hortikultura Agara Ramli Desky menjelaskan bahwa kebijakan Bupati Agara direalisasikan dengan menggenjot pencapaian 10% hasil panen padi melalui program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT). Dalam hal ini, kata dia, lahan tanaman padi yang disiapkan mencapai 22.000 hektare (ha) dan lahan komoditas jagung seluas 26.000 ha.
Sedangkan alokasi untuk lahan benih bantuan yang diterima oleh Dinas Pertanian & Hortikultura Agara untuk komoditi padi seluas 5000 ha dan komoditi jagung 3000 ha.

Pembagian benih bantuan itu, lanjut dia, meliputi daerah sentra kawasan penghasil jagung seperti kecamatan Bambel, Bukit Tusam, Semadam, Deleng Pokisen, Babussalam, BB Rahmah, dan beberapa kecamatan lainnya.

“Kami juga telah membangun Jaringan Irigasi Pedesaan (Jides), Jalan Usaha Tani (Jitut) dengan menggunakan anggaran Otsus Provinsi ataupun dana dari APBK 2015 ini,” tutur dia.

Ramli menambahkan, upaya memperluas lahan persawahan di Agara tidak mungkin dilakukan karena penyempitan lahan akibat perluasan pemukiman warga. Untuk menggenjot produksi pertanian, kata diam maka Dinas Pertanian melakukannya dengan merubah cara yaitu melalui Indek Pertanaman (IP).***