Ya KLB- memang pasti berjalan, itu bukan barang haram. Tapi persoalannya, siapakah di antara 82 dan 92 voter yg sungguh-sungguh punya niat dan hati bersih? Dari kasat mata dan berdasarkan pengalaman yg ada, seperti 95 persen justru mengharapkan KLB bukan dg niat dan hati bersih.

Coba saja, mumpung ini bulan ramadhan, di mana pahala dilipatgandakan dan dosa juga ditingkat jika kita berbuat kesalahan, maka jawablah pertanyaan saya!

1. Siapa Asprov dan pengelola klub yg sudah menjalankan statuta dg baik?

2. Siapakah asprov/pengelola klub yg tak pernah mengatur skir?

3. Siapakah asprov/pengelola klub yg belum pernah menerima uang utk memilih?

4. Siapak asprov/pengelola klub yg benar2 paham arti sepakbola Indonesia (baca PSSI)?

Saya yakin lebih dari 95 persen tak berani menjawab, apalagi jika kita bubuhi sumpah dg alquran atau dg injil bagi yg non-muslim. Saya yakin betul pasti tak akan ada yg berani. Mengapa? Jawabnya anda pasti tahu dengan sendiri.

Jika demikian, akankah KLB itu membawa manfaat? Saya berani menjawabnya tidak. KLB itu hanya untuk muaskan nafsu birahi dan dendam kesumat oknum dan kelompok tertentu pada pribadi La Nyalla, sementara bagi yg lain, terpenting ada ongkosnya. Jika begitu, apalagi yg kita harapkan? Sekali lagi saya berani mengatakan tak akan ada perbaikan.

Tanpa memgecilkan arti semua tokoh k-85 yg telah menjadi 92 (catatan: angkai ini seperti dikonsep agar sama dg voter yg mndukung LNM di KLB Surabaya 2015, agar terasa dramatis) adalah orang-orang hebat, tapi utk sepakbola, kemampuan mrk sama sekali belum teruji. Apa buktinya? Jawabnya sederhana, sepakbola Indonesia ya masih begini2 saja. Prestasi klub dan pembinaan belum ada.

Padahal, merekalah pelaku sepakbola Indonesia sesungguhnya. Terlalu banyak.contoh buruk tentang betapa mereka, tokoh yg hebat itu berkiprah di sepakbola nasional, tapi anehnya mereka justru berpura-pura paling paham dan paling bersih. Sekali lagi, adakah diantara mreka yg berani bersumpah dg Alquran atau injil? Sekali lagi saya berani karakan tak ada yg berani melakukannya. Jika begitu, maka izinkan saya lebih awal mengatakan: "Jika KLB benar-benar terjadi (sdh tak terbendung), maka saya memgucapkan SAYONARA KEBENARAN!" Semoga ada cahaya dalam gelap. M. Nigara, Wartawan Senior Olahraga dan Pemerhati Sepakbola Nasional