MEDAN - Proses pemuatan jagung dari gudang Bulog ke kenderaan milik peternak dinilai kurang profesional dan dikeluhkan. Pasalnya, banyaknya buruh yang mengangkut, menyebabkan pengitungan kuota, terjadi selisih hingga puluhan sak. "Pengangkutan jagung dari gudang Bulog kemarin itu, kita ada kekurangan hingga 36 sak dari satu kenderaan. Saat pengangkutan, kita empat trip dengan dua mobil," ujar Seng Guan, salah satu peternak yang mendapatkan jagung Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar, Selasa (26/3/2024).
 
Ia menambahkan, jagung dibeli dengan harga lebih murah Rp 5000 per kgnya ini, saat pemuatan ke kenderaan banyak buruh yang membantu. Jumlah hampir mencapai 20 orang, sehingga pegawainya tidak bisa menghitung, karena belum selesai dihitung, sudah ditumpuk lagi dengan sak yang baru.
 
"Tidak ada jeda saat pemindahan barang ke kenderaan pengangkutan. Alhasil terjadi kekurangan sampai 36 sak jagung yang dibawa. Jumlah ini diketahui setelah ditimbang dan dihitung ulang, saat sampai di tempat kita," ujarnya.
 
Mengetahui adanya selisih ini, segera dilaporkan ke petugas gudang Bulog. Karena jika dihitung, total selisihnya mencapai 1800 kg. 
 
Setelah dilakukan negosiasi, akhirnya selisih ini diganti sebanyak 25 sak jagung. Namun tetap masih ada selisih yang nilainya jika dikonversi rupiah hampir mencapai Rp 3 jutaan.
 
Menyikapi hal ini, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sumatera Utara, Arif Mandu yang dikonfirmasi terpisah mengaku aneh dengan adanya selisih tersebur. Sebab dalam pemuatan dari gudang ke truk oleh buruh-burh gudang dan ada petugas gudang bersama pemilik barang yang sama - sama menghitung jumlah karung yang dipanggul buruh naik ke truk. 
 
"Sebenarnya biar banyak buruh tidak masalah karena buruh naik ke truk itu berurutan satu-satu. Dan setelah muat tumpukan karung di dalam truk itu juga bisa dihitung, jadi kevdepan setelah pemuatan dapat dihitung bersama lagi sebelum truk tersebut meninggalkan komplek gudang. Karena kalau truk sudah keluar komplek gudang, kepala gudang tidak tanggung jawab lagi," ujarnya.
 
Sedangkan terkait selisih yang nilainya cukup besar ini, 
penyelesaiannya sebut Arif Mandu, pemilik barang bersama kepala gudang melakukan musyawarah.
 
Sementara untuk mengantisipasi hal serupa, Arif Mandu akan meminta kepala gudang agar proses pemuatan benar- benar dikontrol.
 
"Jangan sampai kurang dan juga jangan sampai lebih, dan setelah pemuatan bila masih ragu jumlahnya, agar bersama-sama dihitung lagi supaya lebih meyakinkan kedua pihak," pungkasnya.