Toba - Ir.J Rinaldi Hutajulu Ketua NGO Sumatera Forest kembali berkomentar dan menanggapi pernyataan Bupati Toba Poltak Sitorus terkait tidak adanya sampah di Kabupaten Toba Jelang dan sampai pagelaran F1 Powerboat Lake Toba 2024 di Danau Toba Balige.

Dimana sebelumnya kata Bupati Toba, Pemerintah Kabupaten Toba telah melakukan kebersihan 3 Minggu jelang hari H pelaksanaan event F1 Powerboat dengan bergotongroyong bersama masyarakat dan pemerintah daerah serta pemerintah Kecamatan dan Keluarahan/Desa dan mengatakan kabupaten Toba tidak ada sampah yang bertebaran serta Toba mendukung penuh pelaksanaan F1 Powerboat dengan menurunkan penuh petugas kebersihan termasuk mengeluarkan anggaran untuk kebersihannya.

Rinaldi Hutajulu Ketua NGO Sumatera Forest kepada www.gosumut.com Rabu, (6/3/2024) mengatakan, kenapa dikatakan tidak ada sampah di Kabupaten Toba."Memang lidah tak bertulang, tak terbatas kata kata, Tinggi gunung seribu janji, lain dibibir lain dihati". Inilah penguasa Toba, Malumma".kata Rinaldi

Lanjut Rinaldi, Pembuktian paling nyata, paritan saluran air depan Balerong (onan) Balige Kota pada ruas badan jalan Sisingamangaraja XII Balige, sebelum F1 Powerboat digelar didalam paritan tersebut sampah sampah didalamnya bertabur serta paritan tidak dibersihkan dan ditumbuhi rumput dan berbalut sampah didalam.

Sampah didalam paritan tersebut tetap ada disana dari akan dimulainya F1 Powerboat dari 29 Februari 2024 sebagai awal persiapan bagi para peserta yang sudah datang dilapangan Veniu F1H2O dan pra lomba pemanasan mesin boat super zetnya oleh para rider dimulai pada 1 Mei sekligus untuk pendaftaran dan evennya berlangsung mulai tanggal 2 Maret dengan lomba Race 1 dan Race 2, pada 3 Maret 2024 digelar Grand Final F1 Powerboat Lake Toba 2024 "Pertamina Grand Prix of Indonesia".kata Rinaldi.

Aktifkan petugas kebersihan Kabupaten Toba melalui Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup setiap hari sebagaimana Kab. Toba ini salah satu daerah tujuan Destinasi Pariwisata Super Prioritas. dukungan penuh yang dikatakan Bupati Toba itu apa hanya di 3 hari perhekatan F1 Powerboat saja.kan cuma dihari H itu saja petugas kebersihan ada dan aktif, siapa tau itu dari injourney dan bukan oleh Pemkab Toba.

Kalau benar ada petugas kebersihannya seharusnya aktif setiap hari dan berapa orang, kita mau tau berapa anggaran 1 Tahun Anggaran (TA) yang ditampung di APBD untuk para tenaga kerja petugas Kebersihan.

Kita lihat kok tiap hari mulai bulan Januari dan Februari 2024.sebelum hari H even F1 Powerboat digelar petugas kebersihannya tidak ada setiap hari melakukan tugas pekekerjaannya membersihkan kota Balige.ucap Rinaldi.

"Hanya petugas pengangkut sampah yang ada bekerja mengangkut dari tempat sampah untuk dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). kebersihan dilaksankan 3 Minggu jelang hari H F1 Powerboat, kemudian ada petugas pekerjaan kebersihan selama 3 hari Event digelar.kebersihan di Toba seharusnya kontiniu atau terus menerus setiap hari dilakukan mulai dari Pagi, Siang, Sore hingga Petang harinya demikianlah seterusnya tiap hari, Minggu, Bulan sampai akhir Tahun dan terus berjalan".tegasnya

Ditambahkan Rinaldi, Seharusnya Pemerintah Kabupaten Toba dengan jajaran Pejabatnya harus intropeksi diri akan tudingan pejabat Kemenkomarvest RI terkait kurangnya kebersihan sekitar jalan dan kota Balige sebagai tuan rumah pelaksanaan kejuaraan Internasional F1H20 yang sudah usai dilaksanakan pada tanggal 1 – 3 Maret yang lalu.

Jika perlu pihak pemkab Toba bersama Dinas Kebersihann dan lingkungan Hidup Kabupaten Toba harus berfikir dan mencari solusi tata kelola penanganan dan pengelolaan persampahan disekitar Kabupaten Toba, baik dari mulai penanganan persampahan di fasilitas umum, pemukiman warga serta pengelolaan akhir.

Pengamatan saya dilapangan pihak Dinas Kebersihann dan lingkungan Hidup Kabupaten Toba, seharusnya tidak hanya sebagai pengumpul sampah dari tempat sampah, tetapi juga harus ada tenaga kerja khususnya untuk pembersihan fasilitas umum, bahkan sudah sangat mendesak adanya tenaga dan peralatan untuk pembersihan pinggiran pantai yang digunakann sebagai lokasi wisata pantai, termasuk penambahan tempat sampah yang memenuhi standar SNI pada setiap fasilitas umum dengan jarak yang ideal.

Hal lain yang juga perlu menjadi perhatian khusus adalah pengelolaan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang saat ini hanya sekedar tempat penampungan saja dan tidak ada pengelolaan lanjutan sebagaimana pengelolaan sampah modern. Hal ini sudah sangat mendesak apalagi Kabupaten Toba adalah salah satu tujuan wisata super prioritas di Indonesia, jadi Pemkab Toba jangan hanya santai saja harus berinovasi bukan hanya kerja standar yang biasa saja.tandasnya.