TAPTENG - Guru besar dari Universitas Sumatera Utara (USU), Prof. Dr. Ing. Ternala Alexander Barus menyebutkan 35 spesies ikan di Sungai Batangtoru masih aman dan bisa dikonsumsi. Hal ini diungkapkannya saat menjadi narasumber dalam peningkatan kompetensi Jurnalis penerapan aspek ESG untuk pertambangan berkelanjutan yang digelar PT Agincourt Resources (PTAR) pengelola Tambang Emas Martabe, Selasa (5/3/2024).
 
Ia menyebutkan, PTAR sejak tahun 2012 dengan lembaga penelitian Sumatera Utara, melakukan penelitian tentang inventarisasi biota perairan (ikan, benthos, bentik alga dan plankton). 
 
Kemudian analisa logam berat untuk melihat pengaruh kegiatan proyek Martabe terhadap keberadaan Biota Perairan (ikan dan udang).
 
Dikatakannya lokasi penelitian pun sudah dipetakan antaranya, Aliran Aek Pahu Hutamosu yang mengalir di bagian lereng timur proyek, dan Aek Pahu Tombak, yang mengalir di lereng barat wilayah proyek, Tor Uluala, Garoga. Sungai Batangtoru, yang terletak di selatan wilayah tambang yang akan menerima aliran air dari instalasi pengolahan air limbah dan Aek Bongbongan yang bermuara ke sungai Batangtoru Partudungan.
 
"Tujuannya, untuk mengetahui keragaman dan kelimpahan biota perairan (plankton, ganggang bentik, makroinvertebrata, dan ikan). Melakukan pemetaan struktur dan komposisi biota perairan, Menganalisis kandungan logam berat pada jaringan tubuh biota air," katanya. 
 
"Kesimpulannya aktivitas mining tidak mempengaruhi keberadaan biota air di Aek Pahu Tombak, Hutamosu dan di Sungai Batangtoru.  Kualitas air dari WPP memenuhi baku mutu berdasarkan KepMen LH No. 202 tahun 2004, kualitas air di Sungai Batangtoru memenuhi baku mutu berdasarkan PP 22 tahun 202, artinya bahwa 35 spesies ikan masih aman dan bisa dikonsumsi," tambahnya.
 
Sedangkan, Wira Dharma Putra selaku Deputy GMO Agincourt Resource mengatakan, perbedaan sustainability dengan ESG, sustainability atau keberlanjutan adalah konsep yang mengacu pada upaya untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. 
 
Sedangkan ESG atau Environmental, Social, and Governance adalah framework atau kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dari segi lingkungan, sosial, dan tata kelola. 
 
"ESG menjadi semakin penting dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan. ESG dipakai sebagai alat ukur Investor di Bursa Saham Global. Yakni digaungkan oleh UNEP-PRI 1992," timpal Wira.
 
PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, mengadakan rangkaian peningkatan kompetensi Jurnalis penerapan aspek ESG untuk pertambangan berkelanjutan.
 
Kegiatan ini dihadiri sejumlah jurnalis Sibolga-Tapteng, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal (Madina) dan Medan.