MEDAN - Pabrik BioCNG (Compressed Biomethane Gas), komersial pertama di Indonesia, resmi beroperasi di Langkat, Sumatera Utara. Pabrik ini menghasilkan 300 MMBTU biogas per hari dari limbah sawit. Pemanfaatan biogas dalam skala besar atau industri bisa
mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi energi fosil, menggantikan sebagian kebutuhan elpiji nasional.
 
“Terobosan yang sedang dalam tahap kajian di antaranya adalah pemanfaatan biogas skala besar atau industri sebagai pengganti LPG yakni Bio-CNG atau CBG (Compressed Biomethane Gas),” kata Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Edi Wibowo pada peresmian BioCNG Plant PT KIS Biofuels Indonesia, Langkat, Senin (22/1/2024). 
 
Menurut Edi, sebagian besar suplai LPG berasal dari impor (sebesar 74%) sehingga berdampak pada defisit neraca perdagangan. 
 
Dengan diresmikannya proyek BioCNG ini diharapkan dapat menjadi salah satu opsi solusi dalam usaha pemerintah menurunkan impor elpiji. 
 
Karena itu, katanya dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, BioCNG dapat dimanfaatkan untuk menggantikan LPG non-subsidi untuk sektor industri dan komersil (12 dan 50 kg).
 
Peresmian BioCNG Plant PT KIS Biofuels Indonesia di Desa Blangkahan, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat ini dihadiri Plt Bupati Langkat H. Syah Afandin SH, SAI Krishna, Managing Director - Unilever oleo chemical disaksikan Budi Purwanto, CEO Perkebunan Aglo Timur, Kuna Srinivasan, KR Raghunath- CEO KIS Group dan Komisaris or PT KIS Green Technology Projects Yasmine Surachman 
 
Dia menyebutkan, pengembangan proyek BioCNG di industri kelapa sawit akan membantu perkebunan / pabrik kelapa sawit dalam mengurangi emisi karbon. 
 
Selain itu juga mengatasi masalah limbah serta membantu industri terdekat untuk lebih memanfaatkan EBT sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan dekarbonisasi. 
 
“Pengembangan dan pembangunan proyek BioCNG ini tentunya akan membantu membuka lapangan kerja hijau bagi masyarakat sekitar sehingga memberikan multiplier effect bagi pembangunan ekonomi yang lebih baik dan berkelanjutan,” ungkapnya 
 
Kementerian ESDM juga mengapresiasi proyek pembangunan BioCNG Plant pertama yang dilakukan KIS Group di Langkat ini dan berharap akan berjalan dengan baik serta memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung transisi energi di Indonesia, khususnya dalam rangka pemanfaatan biogas menjadi energi. 
 
CEO KIS Group KR Raghunath dalam kesempatan ini mengatakan, BioMethane/BioCNG perdana dikirim ke Unilever Oleochemical Indonesia untuk digunakan sebagai bahan bakar green menggantikan bahan bakar fosil yang digunakan sebelumnya. 
 
Unilever Indonesia menargetkan mencapai NetZero dengan mengganti bahan bakar fosil dengan BioMethane.
 
KR Raghunath juga menyebutkan, untuk memenuhi persyaratan kontrak pasokan Biomethane/BioCNG ke Unilever, Pertamina/PGN/Gagas & Grup MEWAH akan dibangun 25 BioCNG plant, dan peresmian ini untuk projects pertama dari 25 projects. 
 
Sementara Plt Bupati Langkat H. Syah Afandin, yang hadir dalam kesempatan ini mengapresiasi peresmian BioCNG sebagai langkah inovatif dalam pengembangan energi bersih di wilayahnya. 
 
Menurutnya BioMethane yang dihasilkan di pabrik ini yang merupakan inisiatif PT. Ukindo sebagai pertama kali di Indonesia dan layak menjadi contoh dan diadopsi industri lain sebagai upaya bersama untuk mendukung energi bersih dan ramah lingkungan di Langkat.  
 
Ia juga menyatakan rasa terima kasihnya dengan keberadaan pabrik dengan menggunakan tenaga kerja lokal. 
 
BioCNG merupakan Compressed Bio-Gas (CBG) yang memiliki energi bersih yang ramah lingkungan, bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar yang dapat diubah menjadi energi listrik, maupun energi lainnya. BioCNG merupakan terobosan dan pelopor di Asia Tenggara yang memproduksi energi bersih menggantikan bahan bakar fosil.