MEDAN - Jumlah madrasah penyelenggara Kurikulum Merdeka di Kota Medan terus mengalami peningkatan. Tahun lalu hanya 4 madrasah yang menerapkannya, namun tahun ini melonjak hingga 58 madrasah. Madrasah tersebut dari tingkatan Raudathul Athfal (RA) Madrasah Ibtidaiyah (MI) Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
 
"Ya tahun ini madrasah Penyelenggara Kurikulum Merdeka meningkat mencapai 58 madrasah," ujar Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kota Medan, Yose Rizal MM, Selasa (31/10/2023).
 
Menurutnya, kurikulum merdeka kian diminati karena sistem pembelajaran yang menyenangkan. Dimana, 
Kurikulum merdeka atau sering disebut juga dengan kurikulum merdeka belajar adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana konten yang disajikan kepada siswa akan lebih optimal dengan tujuan agar peserta didik dapat memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep serta menguatkan kompetensi. 
 
Dijelaskannya, dalam kurikulum merdeka, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. 
 
Kurikulum merdeka menggunakan basis projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila. Projek ini dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan pemerintah. Projek tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
 
"Maka dengan melaksanakan kurikulum ini diharapkan siswa lebih memiliki wawasan yang luas dan berkarakter,"ujar Yose.
 
Madrasah penyelenggara kurikulum merdeka di Kota Medan di antaranya RA Ulumul Qur'an, RA Islamiyah, RA Bunayya1, RA Alquba. MIN 2 Kota Medan, MIN 3 dan MIN 6 Kota Medan. MTsN 3 Medan, MTSS Darul Ulum, MTs YP Hifzil Quran,MAN 1 Medan,MAS Tahfizil Quran.