MEDAN - Evolusi investor pasar modal di Sumatera Utara telah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan kemajuan teknologi dan kemudahan akses terhadap informasi keuangan. Hingga Agustus 2023, total 530.683 single investor identification (SID) atau akun investor tercatat di Sumatera Utara.
 
Menurut Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Bambang Mukti Riyadi, ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 27,95 persen yoy. 
 
"Dalam konteks instrumen investasi, reksadana menjadi pilihan yang dominan dengan jumlah investor terbanyak, mencapai 498.317," kata Bambang dilansir Rabu (25/10/2023).
 
Menurutnya, reksadana bertumbuh tertinggi dibanding instrumen lainnya sebesar 30,19 persen yoy.
 
Bambang juga menyebut, kegiatan perdagangan saham oleh investor di Sumatera Utara pada Agustus 2023 mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya.
 
Dijelaskannya, hal itu terlihat dari besarnya nilai transaksi saham yang mencapai Rp8,44 triliun (Juli 2023: Rp8,38 triliun).
 
Sedangkan di sisi likuiditas transaksi dalam rentang waktu Januari 2023 hingga Agustus 2023, akumulasi nilai transaksi saham tercatat sebesar Rp58,87 triliun, dengan rata-rata bulanan mencapai Rp7,36 triliun. 
 
Di industri pengelolaan investasi, jumlah investor Reksa Dana melalui Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) di Sumatera Utara tercatat sebesar 30.645 nasabah, bertumbuh 16,04 persen yoy (Juli 2023: 13,30 persen yoy). 
 
Selain itu, total nilai penjualan terbukukan sebesar Rp815,08 miliar, meningkat dibanding bulan lalu sebesar Rp800,52 miliar.
 
Bambang juga mengungkapkan, pengumpulan modal melalui emisi di Pasar Modal dari perusahaan yang berbasis di Sumatera Utara telah tercatat mencapai jumlah sebesar Rp2,51 triliun. Ini melibatkan sejumlah 10 perusahaan yang sebelumnya telah menjalani Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO), 1 perusahaan yang menerbitkan obligasi, serta 5 entitas usaha yang menjadi penerbit dalam skema pendanaan kolektif (securities crowdfunding/SCF).
 
Menurutnya, hal itu merupakan salah satu alternatif pembiayaan yang menggairahkan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memiliki potensi untuk dikembangkan di wilayah Sumatera Utara. 
 
Ia juga menyebut, dalam jangka waktu lima tahun ke depan, tercatat terdapat 11 rencana IPO oleh perusahaan di Sumatera Utara.