MEDAN – PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI), anak usaha PT Hutama Karya (Persero) telah menyelesaikan konstruksi Jembatan Sei Wampu pada Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan Ruas Binjai – Langsa. Jembatan ini juga telah dilakukan Uji Laik Fungsi (ULF) dengan sukses pada Jumat (18/8) hingga Minggu (20/8). Pelaksanaan ULF ini dilakukan oleh Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pembangunan Jembatan Balai Jembatan antara lain dengan memakai 20 truk yang melintasinya.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo menjelaskan serangkaian kegiatan ULF Jembatan Sei Wampu berjalan cukup lancar, adapun uji beban jembatan yang dilakukan meliputi uji beban dinamis dan uji beban statis.

“Uji dinamis dilakukan dengan dua metode yakni metode impuls (menggunakan lebih kurang 20 truk dan alat uji exciter) serta ambient, dan dilakukan dua kali yakni uji dinamis awal dan uji dinamis akhir. Sementara, uji dinamis awal dilakukan sebelum uji beban statis sedangkan dinamis akhir dilakukan setelah uji beban statis,” ujar Tjahjo, seperti dikutip Sabtu (2/9/2023).

Lebih rinci, uji beban statis dilakukan dengan tiga skema, yang terdiri dari penilaian lendutan maksimum dengan bentang utama, penilaian regangan maksimum pada momen lentur negatif, dan penilaian rotasi yang dihasilkan dari pembebanan asimetris. Adapun saat ini, HKI tengah menunggu hasil ULF dari Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pembangunan Jembatan Balai Jembatan.

Sampai saat ini, Jembatan Sei Wampu sendiri merupakan jembatan rangka baja menerus terpanjang di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang dibangun oleh HKI dan terletak di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Memiliki total bentang 231 meter, dengan main span sepanjang 130 meter tanpa pilar di tengahnya, Jembatan Sei Wampu yang termasuk dalam tipe continuous truss bridge ini memiliki rangka baja berwarna merah, yang berpotensi menjadi ikon baru JTTS di Sumatra Utara.

Direktur Operasi III PT Hutama Karya Infrastruktur, Selo Tjahjono, memaparkan bahwa kegiatan ULF dilakukan untuk menguji hasil konstruksi HKI terhadap spesifikasi dan persyaratan desain yang sudah mendapatkan persetujuan dan sertifikasi dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Selain itu, ULF Jembatan Sei Wampu juga diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mendukung konektivitas Jalan Tol Binjai- Pangkalan Brandan yang aman dan nyaman.

“Jembatan Sei Wampu ini merupakan gambaran kapasitas HKI yang dapat membangun jembatan bentang panjang terpanjang di JTTS. Harapannya, Jembatan Sei Wampu serta Jalan Tol Ruas Binjai Langsa – Seksi Binjai – Pangkalan Brandan dapat menjadi akses mobilitas yang aman dan menjadi akselerator perekonomian di Sumatera Utara,” ujar Selo.

ULF merupakan langkah signifikan dalam memastikan keamanan akses transportasi sebelum dapat digunakan oleh masyarakat. Selaku main contractor dalam pembangunan Jalan Tol Binjai - Pangkalan Brandan, termasuk didalamnya Jembatan Sei Wampu, HKI berkomitmen bahwa keamanan dan keselamatan adalah prioritas utama dalam seluruh aspek pembangunan sebelum nantinya aman untuk dioperasionalkan.

Sampai dengan saat ini, progres pembangunan Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan per akhir Agustus 2023 mencapai 79,628%. Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan memiliki main road sepanjang 57 km dan memiliki kecepatan rencana 100 km/jam. Jika Tol Binjai – Pangkalan Brandan tersambung sepenuhnya, maka waktu perjalanan dari Binjai – Pangkalan Brandan yang semula 90 menit akan terpangkas menjadi 48 menit.

Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.021,5 km, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi. Untuk ruas tol Konstruksi 347,5 km dan 674 km ruas tol Operasi. Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh diantaranya yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), Tol Palembang – Indralaya (22 km), Tol Medan Binjai (17 km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 km), Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2–6 (50 km) serta Tol Binjai – Langsa Seksi 1 (12 km), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (18 km) dan Tol Pekanbaru – Bangkinang (31 km), Tol Indralaya – Prabumulih (64 km).*