MEDAN - RSUD dr Pirngadi Medan belum lama ini telah melakukan sejumlah inovasi kepada pasien, salah satunya layanan antar jemput dari rumah ke rumah. Langkah tersebut dilakukan guna memberikan pelayanan terbaiknya untuk masyarakat khususnya di ibukota Provinsi Sumatera Utara.
 
Bahkan sejak diberlakukannya pada Juni 2023 lalu, setidaknya sekitar 138 pasien haemodialisa (HD) sampai 8 Agustus 2023 ini sudah merasakan bagaimana keramahan petugas dalam melakukan pelayanan.
 
"Ya Alhamdulilah kali bang kita sangat terbantu dengan terobosan yang diberikan rumah sakit ini dalam membantu pasiennya," terang Ramadhan Saputra (27) ketika ditemui di tengah perawatannya menjalani cuci darah, Selasa (8/8/2023) di ruang HD RSUD dr Pirngadi Medan.
 
Ketika jadwal cuci darah tiba, kata dia, petugas sudah tiba ke rumahnya sekitar pukul 07.00.
 
"Pagi sebelum jam 7, sudah datang mobil penjemputan ke rumah. Jam 2 siang diantar kembali pulang setelah cuci darah selesai," terangnya.
 
Dia mengaku, pelayanan yang diberikan sangat membantu dirinya dan pasien lainnya.
 
"Terbantu kali lah bang, ekonomi terbantu, keselamatan juga tertolong," terang warga Jalan Bersama Ujung Medan Tembung.
 
Ramadhan mengaku, sebelumnya dia harus diantar sang istri untuk menjalani cuci darah setiap jadwalnya tiba di RSUD dr Pirngadi.
 
"Kalau diantar istri, pulangnya saya naik angkot. Tapi sekarang, saya hanya tunggu di rumah dan petugas akan datang untuk menjemput," ujar pria yang sudah 8 tahun menjalani cuci darah.
 
Ramadhan menjelaskan, cuci darah yang dia jalani saat ini berawal dari tekanan gejala darah tinggi hingga berimplikasi ke ginjal.
 
"Waktu umur 21 tahun tensi saya sampai 170 per 115. Sekitar hari Jumat periksa ke klinik, tensi tinggi, HB turun dan saat itu saya berobat ke Rumah Sakit USU. Dari beberapa pemeriksaan dan cek darah, rupanya ada racun di darah. Hari selanjutnya tambah darah 3 kantong. Keesokan hari sesak nafas, badan menguning, bengkak, kemudian masuk ICU dan diberi tindakan operasi double lument, hingga harus cuci darah," urainya.
 
Dia juga mengaku, sejak dulu tensinya enggak normal, selalu tinggi. Hal ini, kata dia, terjadi karena gaya hidup yang tidak teratur seperti sering begadang, nongkrong bersama teman hingga bermain PlayStation sampai pagi. 
 
"Sekarang mudah capek, kerja juga harus sering istirahat. Tapi untungnya bos kerjaan udah paham kondisi saya," tandas pria yang berprofesi sebagai bengkel bubut.
 
Di HUT ke-95 ini, Ramadhan berharap, RSUD dr Pirngadi Medan bisa terus mempertahankan terobosan antar jemput ini dan bila perlu ditingkatkan lagi.
 
"Di sini sudah kayak keluarga semua dengan petugasnya, kayak kakak, kayak ibu sendiri, bahkan kalau bisa dibilang, ini kayak rumah kedua kita," tukasnya.
 
Hal senada juga disampaikan pasien cuci darah lainnya. Ida Hafni Sitompul (56) yang sudah merasakan layanan antar jemput ini berharap, ke depan RSUD dr Pirngadi Medan bisa menjadi rumah sakit pilihan banyak orang.
 
"Saya sudah 4 kali diantar jemput. Alhamdulillah, dapat snack juga di sini. Saya berharap, semoga Pirngadi makin maju, pelayanannya juga makin bagus. Kalau boleh saran lagi, dokter dan perawat disejahterakan (itupun) kalau boleh, kalau ada dana. Pokoknya kita mengharapkan dan doa yang terbaik untuk Pirngadi," ungkap guru di salah sartu SD di Jalan Titi Kuning yang berdomisili di Perumahan Griya Mandiri.
 
Sebagaimana diketahui, RSU Dr Pirngadi Medan sebelumnya sudah memberlakukan pelayanan antar jemput pasien yang diinisiasi Plh Direktur RSUD dr Pirngadi, dr Taufik Ririansyah.
 
“Program ini dikhususkan untuk pasien HD dan stroke serta kemoterapi,” ujar Edison, Selasa (30/5/2023).
 
Edison juga menerangkan, program ini dilakukan karena sebagai pasien tetap RSUD dr Pirngadi, pihaknya harus memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi pasien.
 
Berdasarkan data, jumlah para pasien tersebut cukup banyak, misalkan pasien HD yang mencapai 50 orang, tentunya para pasien rutin datang untuk cuci darah.
 
"Ketiga pasien ini seperti HD, stroke dan kemoterapi, tentunya mereka sudah tahu kapan jadwal untuk datang, maka akan kami jemput ke rumahnya. Begitu di rumah sakit mereka tidak perlu antri lagi dan langsung mendapatkan pelayanan kesehatan," jelasnya.
 
Edison menyampaikan komitmen RSUD dr Pirngadi Medan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan lebih memanusiakan para pasien.
 
“Kami juga terus berupaya membuat perubahan untuk kenyamanan para pasien,” tandasnya.
 
Di sisi lain, Edison juga menjelaskan SDM yang dimiliki rumah sakit plat merah itu. Menurut dia, jumlah dokter diketahui sebanyak 200 orang lebih dan perawat berjumlah 450 orang.
 
“Dengan SDM yang kita miliki ini, Pak Plt Direktur juga tengah melakukan metode untuk penempatan SDM sesuai dengan tupoksinya. Di mana kita mengembalikan dan menempatkan SDM sesuai kompetensinya masing-masing, artinya seorang perawat harus merawat pasien dan akan diuji secara profesional agar dapat melayani pasien dengan maksimal," katanya.
 
Tak hanya itu, manajemen juga mengadakan ujian untuk kepala ruangan. Bagi yang lulus akan ditempatkan sesuai dengan kompetensinya.
 
“Kita juga terus memantau apakah upaya dan perbaikan yang dilakukan ini signifikan dalam pelayanan kesehatan di RSUD dr Pirngadi,” terangnya.
 
Sebelumnya, Wadir Pelayanan Medis dan Keperawatan dr Suhartono, menjelaskan permintaan akan mempercepat masa tunggu di IGD termasuk pasien yang mengalami permasalahan administrasi akan dibantu untuk menyelesaikannya.
 
"Sesuai aturan seorang pasien setelah mendapatkan perawatan awal dan terindikasi opname berada di IGD paling lama 6 jam, kami akan mempercepat masa tunggu tersebut dengan menghadirkan ruangan transit, sehingga jika ruangan belum tersedia ataupun terdapat permasalahan administrasi pasien yang telah ditangani tersebut akan dibawa ke ruangan transit sehingga ruangan IGD dapat digunakan oleh pasien lainnya," tukasnya.
 
Suhartono juga menyampaikan, pada Juni ini akan mengimplementasikan sistem e-rekam medis di seluruh poliklinik rawat jalan, kemudian di akhir tahun seluruh bagian pelayanan RSUD dr Pirngadi juga sudah menerapkan sistem tersebut.
 
Dengan menggunakan e-rekam medis tersebut, sambung Suhartono, masyarakat akan lebih mudah mendapatkan pelayanan.
 
“Pemberlakuan e-rekam medis ini tentunya paperless dan semua terkoneksi dengan sistem teknologi informasi, sehingga petugas tidak lagi mencari berkas, tinggal melihat data pasien dan mengkoneksikannya ke poliklinik. Begitu juga dokter dan perawat di poliklinik juga tinggal mengakses data pasien di komputer, termasuk di pelayanan farmasi juga pasien tinggal menunggu obat," tulisnya.
 
Terobosan maupun inovasi haruslah terus dilakukan manajemen RSUD dr Pirngadi Medan. Apalagi di usia yang sudah memasuki 95 tahun ini mengharuskan rumah sakit peninggalan Belanda untuk tetap bisa mewujudkan impiannya menjadi rumah sakit dambaan bagi warga Kota Medan. Semoga...