PALAS - Pemkab Padanglawas (Palas) melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten menggelar rembug stunting, di Aula Hotel Grandika Sibuhuan. Kegiatan rembug stunting sebagai upaya penurunan stunting, mengusung tema "Melalui Konvergensi Penanganan Stunting Kita wujudkan SDM yang unggul menuju Palas Bercahaya".

Plt Bupati Padanglawas, drg.H.Ahmad Zarnawi Pasaribu CHt MM, M.Si, MH diwakili Sekda, Arpan Nasution S.Sos mengatakan, persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional.

"Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terlambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal. Sesuai dengan Perpres 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting," terangnya.

Kata Arpan, pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting sebesar 14% secara nasional, Sumatera Utara 22,5%, sementara di Kabupaten Palas menargetkan 13,5 % persen di tahun 2024 mendatang.

“Salah satu kunci pencegahan dan penanganan kasus stunting adalah di 1000 hari pertama kehidupan melalui intervensi gizi spesifik maupun gizi sensitif yang perlu terus diupayakan," ujar Sekda.

Ia juga menjelaskan, intervensi ini tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja, tetapi supaya dilaksanakan oleh sektor lain, karena tingkat keberhasilan program ini dipengaruhi sektor non kesehatan dengan proporsi dukungan yang mencapai 70 persen.

Ia berharap, semua kemitraan ini dapat terus dibangun dan semakin dikuatkan untuk mewujudkan Kabupaten Palas bebas stunting.

“Jangan sampai ada anak-anak kita yang terganjal cita-citanya dikarenakan stunting,” tegas Arpan.

Sebelumnya, Kabid Sosbud Bappeda Palas, Asril Hafif Sachmad, SP selaku narasumber menyampaikan, perkembangan otak pada anak yang kurang maksimal bisa menyebabkan kemampuan mental dan belajar dibawah rata-rata.

Selain itu, lanjutnya, dukungan sektor kesehatan, sektor non kesehatan pun berpengaruh. Diantaranya dukungan melalui pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi.

Kata Asril Hafif, apabila kita bisa melakukan dengan 1000 hari pertama kehidupa dengan melakukan intervensi, kemungkinan 30 persen penurunan stunting bisa tercapai.

Sementara, Satgas TA Stunting Palas, Ahmad Syarifuddin Rambe mengatakan, balita yang berpotensi stunting harus ditangani secara tepat dan bersama-sama.

Menurutnya, pemberian ASI eksklusif merupakan gizi yang utama yang paling penting dibanding makanan lain, selain itu juga imunisasi dasar yang lengkap dengan tujuan supaya bayi tumbuh dan berkembang dengan bagus, maka dibutuhkan stimulasi yang baik.

Hadir dikegiatan rembug stunting tersebut, Wakapolres Palas, Kompol Sugianto S.Pd, Pabung Kodim 0212/TS, Kapten Inf.Anahar Jusar, Kadis P2KBP3A,Markiah Hasibuan, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Hj Rosida Wati Suriani, Kadis PU, A.Yani Pohan, Camat, Kabid Instansi terkait dari Dinas PMD Palas, Dinkes dan Dinas Ketapang), Kepala Puskesmas dan Kepala Desa.