ASAHAN - Sejumlah pejabat dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II guna melihat langsung persoalan Sungai Asahan, Rabu (10/5/2023). Karena itu, Pemerintah Kecamatan Sei Kepayang, dan beberapa Pemerintahan Desa serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wahana Masyarakat Aliran Sungai (WAMAS) di Kabupaten Asahan menyambut gembira kehadiran BWS Sumatera II.

Selain Sungai Asahan yang mengalami sedimentasi dan erosi, BWS Sumatera II juga memberikan perhatian kepada Sungai Nantalu yang merupakan anak Sungai Asahan.

Saat ini Muara Sungai Nantalu telah sepenuhnya tertutup vegetasi, sementara alur sungai nya mengalami penyempitan, erosi dan pendangkalan (sedimentasi) yang begitu parah, sehingga fungsinya sebagai penampung air yang berasal dari Desa Padang Mahondang dan Alang Bombon Kecamatan Pulau Rakyat tidak berfungsi lagi.

“Perahu tradisional saja, tidak mampu untuk melintasinya,” ungkap Yunan, Kepala Dusun XV Desa Sei Paham Kecamatan Sei Kepayang.

Yunan yang mengaku menguasai seluk beluk Sungai Nantalu, bahwa pada tahun 1990-an Sungai Nantalu masih bisa dilintasi oleh perahu-perahu tradisional, khususnya para pembalok, namun saat ini Sungai Nantalu yang seharusnya bisa menampung dan mengalirkan air yang dari Padang Mahondang, Alang Bombon, Rawa Sari dan lain sebagainya tidak bisa mengalir dengan lancar hingga Sungai Asahan.

“Karena kondisinya sudah tidak baik-baik saja, akhirnya air yang datang dari Pulau Rakyat meluap ke desa-desa yang ada di Kecamatan Sei Kepayang, seperti Desa Sei Paham, Perbangunan dan lain sebagainya,” ungkapnya lagi.

Artinya, jika Sungai Nantalu dilakukan normalisasi, maka persoalan banjir yang terjadi di empat desa di Kecamatan Sei Kepayang yaitu Desa Perbangunan, Pertahanan, Bangun Baru dan Desa Sei Paham akan teratasi begitu juga dengan banjir yang terjadi di Kecamatan Pulau Rakyat akan teratasi dengan baik.

“Sungai Nantalu, merupakan persoalan yang belum terselesaikan hingga saat ini,” ungkapnya lagi.

Oleh karena itu, Camat Sei Kepayang Aspihan yang diwakili oleh Kasipem Sei Kepayang Sukmawan sangat berterimakasih kepada BWS Sumatera II yang telah berkunjung dan melihat langsung Sungai Nantalu.

“Ini merupakan respon positif atas keluhan masyarakat, sebagaimana yang kami sampaikan bersama Wahana Masyarakat Aliran Sungai (WAMAS) beberapa waktu lalu yang difasilitasi Komisi C DPRD Asahan, yang langsung disampaikan kepada BWS Sumatera II,” ungkap Sukmawan.

Ketua WAMAS Awaluddin didampingi Fachry Aldi Harahap selaku Bendahara mengatakan pertemuan yang difasilitasi Komisi C DPRD Asahan untuk bertemu langsung baik itu dengan Dinas PUPR Provinsi Sumatera Utara dan juga BWS Sumatera II, telah mendapat respons positif.

“Semoga bencana banjir yang melanda di Kecamatan Sei Kepayang akan teratasi dengan cara normalisasi Sungai Asahan dan Sungai Nantalu,” ungkapnya.

Sementara itu, Kurnia selaku pimpinan BWS Sumatera II mengatakan Sungai Asahan berikut anak sungai termasuk Sungai Nantalu akan menjadi prioritas, bahkan selama dua bulan terakhir pihaknya melalui konsultan telah mendata Sungai Asahan berikut anak sungainya.

“Ini akan menjadi program BWS Sumatera II secara kontiniu,” ungkapnya sembari mengatakan pihaknya akan mengambil langkah normalisasi aliran Sungai Nantalu.

Kunjungan ini akan menjadi laporan mereka ke pimpinan agar langkah-langkah kongkrit dapat diambil untuk normalisasi Sungai Nantalu. “Doakan saja, agar normalisasi ini bisa terlaksana dengan segera,” ungkapnya.