MADINA - Puluhan warga Desa Nagajuang, Kecamatan Nagajuang bersama masyarakat Desa Jambur, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menolak kebaradaan tambang galian C, Senin (6/3/2023). Mereka melakukan penolakan itu dengan mendatangi lokasi tambang galian C yang berada di sungai Batang Gadis Desa Jambur sekira pukul 16: 00 Wib,  supaya pemilik tambang tidak lagi beroperasi.
 
Sejumlah aparat keamanan juga terlihat mengamankan di lokasi tambang galian C saat jalannya aksi protes warga.
 
Puluhan warga yang menggelar aksi penolakan kebaradaan tambang galian C tersebut lantaran geram atas dampaknya merusak lingkungan.  Dan jembatan penghubung ke desa itu akan terancam abrasi jika galian C tersebut beroperasi. 
 
"Selain sudah merusak lingkungan atas dampaknya galian C ini, juga yang jelas utamanya kita melakukan penolakan itu karena untuk menjaga jembatan. Karena sesuai undang-undang sudah jelas mengatur terkait daerah aliran sungai yang berada disini ada sekitar 500 meter pasiltas umum dari jembatan ini ke hulu dan dari jembatan ke hilir ada satu kilometer, nah itu yang harus kita jaga agar jembatan satu satunya ini tetap aman, " kata Fitramansyah Ritonga, perwakilan warga Desa Nagajuang. 
 
Menurutnya, galian C yang beroperasi di wilayah itu adalah ilegal yang tidak berbadan hukum untuk izin melakukan aktivitas tersebut. Dan dilokasi ini ada dua titik ditemukan tambang galian C yang beroperasi selama satu bulan  dengan menggunakan alat berat.
 
"Dan saya rasa ini kegiatan ilegal karena tidak ada CV maupun perusahaan disini Dan disini ada dua titik galian C beroperasi karena dilihat ada dua beko (alat berat)  yang beroperasi," ujarnya. 
 
Untuk itu, dia berharap agar pihak berwenang segera memberikan tindakan untuk melakukan penutupan total dan pemilik tambang tersebut melaksanakan reklamasi di lokasi galian C.
 
"Jadi apa yang kami suara yang sekarang adalah menjaga jembatan kami Nagajuang supaya tidak terjadi abrasi yang menyebabkan bantalan dari pada jembatan itu bisa roboh. Maka rencananya akan dilakukan mediaasi antara warga dengan pengelola tambang untuk menyikapi tututan kami," ungkap Fitramansyah.