TOBA - Hari ketiga akhir pelaksanaan kejuaraan dunia F1 Power Boat (F1H2O) di Danau Toba, Minggu (26/2/2023) memperlombakan 3 tahapan race sebagaimana jadwal yang telah ditetapkan.

Untuk Race 1 pukul 08.00 - 08.45 Wib dengan lomba BRM Qualification F1H20 dan pukul 11.45 Wib Parade Lap F1H20 Race 1. Ada pun Race 2 di gelar tepat pukul 12.00 - 12.30 Wib dengan event Kopiko Grand Prix Of Indonesia Race 1 pada pukul 14.45 Wib digelar Parade Lap F1H2O Race 2.

Untuk acara akhir even pukul 15.00 - 15.30 dengan perlombaan Kopiko Grand Prix Of Indonesia Race 2. Akhir kegiatan pukul 15.45 dengan acara Prize Giving Ceremony.

Dengan telah berakhirnya event itu sejumlah pengunjung dan penonton yang menyaksikan F1H2O merasakan ketidak puasan terhadap kejuaraan bertaraf internasional yang digelar di Danau Toba Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Usai menyaksikan lomba seluruh penonton keluar dari sepanjang tepian Danau Toba lokasi menonton event itu.

Pantauan GoSumut.com sepanjang perjalanan para penonton/wisatwan yang bubar menuju kota Balige untuk pulang ke daerah asal masing-masing tampaknmenggerutu dengan mengatakan bahwa F1H2O penyelenggaraannya terkesan dipaksakan dan dikebut. Mereja menuding event digelar tanpa persiapan yang matang dari panitia penyelenggara khususnya Pemkab Toba sebagai pemilik wilayah dalam mengelola berbagai fasilitas pendukung untuk kenyamanan penonton/wisatawan.

Tampaknulai pukul 17.00 Wib puluhan ribu pengunjung/wisatwan telah berjejal di sepanjang Jln.Sisingamangaraja XII hingga di Jln Patuan Anggi sampai Soposurung Balige menunggu shutle bus untuk diangkut ke setiap kantong parkir di sepanjang Jln.Balige Bypass  hingga ke kantong parkir di Desa Tambunan Kecamatan Balige.

Salah seorang penonton bermarga Sibuea (67) yang mengaku adalah warga Kota Medan saat bincang-bincang dengan GoSumut.com sembari menunggu shutle bus menuturkan, "Persiapan pagelaran event F1 Power Boat yang dilakukan belum maksimal." Dia membandingkan ketika dirinya yang telah dua kali menyaksikan secara langsung event yang sama di Negara Portugal.

Disebutkannya, "Penyelenggaran di Danau Toba tahun 2023 ini sangat jauh berbeda dengan yang digelar di Portugal yang telah saya saksikan langsung."

Untuk pelayanan kepada tamu pengunjung berikut kesiapan berbagai fasilitas bedanya bagaikan bumi dengan langit bila dibandingkan. "Pelayanan di Portugal kepada pengunjung saat saya menonton di sana benar-benar dipersiapkan dan kita puas," ungkapnya.

Sibuea juga menambahkan, "Sudah lokasi menonton kurang nyaman ditambah lagi pertandingan yang dipangkas berikut alam Danau Toba sepertinya kurang bersahabat di penyelenggaraan event F1 Power Boat ini karena angin mulai bertiup kencang dan ombak mulai bergulung gulung memukul tepian pantai dari pukul 12.30 Wib membuat para peserta lomba kita saksikan kurang fresh mempertontonkan skillnya mengendarai power boat yang dikemudikannya."

Sebagai saran dari saya secara pribadi, "Untuk kedepannya sebagaimana yang telah direncanakan akan digelar selama 5 tahun kedepan, mohonlah Pemkab Toba dan tim Injournei nantinya melibatkan kearifan budaya lokal di Toba dan memperbanyak penampilan berbagai sanggar seni budaya Batak sekawasan Danau Toba khususnya sanggar seni untuk menghibur para tamu/wisatawan. Demikian halnya dengan aliran kepercayaan leluhur Batak Malim (Parmalim). Dengan kehadiran event ini keraifan budaya lokal Batak itu akan tertonjolkan untuk disaksikan para wisatawan manca negara sebagaimana yang dilakukan oleh warga pulau Dewata Bali."

Diceritakannya, di Portugal dalam satu pertandingan para pembalap harus melalui 48 putaran untuk menentukan pemenang sedangkan di Danau Toba baru 3 putaran sudah selesai.

"Kita berharap untuk pelaksanaan yang berikutnya sebagaimana yang telah diberitakan akan berlangsung tiap tahun selama 5 tahun kedepan. Semoga akan lebih ditingkatkan kembali dan Pemkb Toba bisa cepat berbenah diri dalam mempersiapkan berbagai hal yang diperlukan dalam penyelenggaran event F1 Power Boat ini di kedepannya. "Supaya pengunjung yang menonton tidak menjadi kecewa seperti saat ini," katanya.

Dia mengatakan tidak takut untuk merogoh kocek apabila  merasakan kepuasan di saat menyaksikan event itu. "Portugal saja saya kunjungi hanya untuk menonton F1 Power Boat apalagi di negara saya sendiri dan digelar di Kabupaten Toba yang merupakan tanah leluhur saya," kata pria yang asal marganya Sibuea dari Kecamatan Laguboti ini.*