DELI SERDANG - Merasa prihatin dengan pemeluk agama Buddha namun tidak banyak yang paham tentang ajaran agamanya membuat Yayasan Purnama Satya Dharma bergerak untuk mendirikan sekolah Buddhis.  Diawali dari sekolah minggu diharapkan ke depan sekolah akan berkembang hingga bisa beroperasi setiap hari. Pernyataan tersebut dituturkan dr. Rudi Kho selaku Dewan Pembina Yayasan didampingi ketua Yayasan Bun Hui, Pengawas Yayasan Tan Kim Han dan Ketua SMB Chandra Syahputra disela acara pembagian sembako yang berlangsung Sabtu 7 Januari 2023 di Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

dr Rudi Kho selaku putra daerah setempat mengaku sangat prihatin dengan pemeluk agama Buddha yang tidak mengerti ajaran agama yang dianutnya. "Jadi ada pemeluk agama Buddha yang tidak tau ajarannya. Hanya Buddha KTP. namun kurang memahami ajaran," terangnya.

Bagi dirinya apa yang dilakukan bareng teman-temannya adalah sebuah misi Marsipature Hutanabe. Sebuah gagasan membangun kampung halaman yang pernah dipopulerkan oleh almarhum Gubernur Sumatera Utara Raja Inal Siregar.

dr Rudi Kho menjabarkan ihwal rencana itu berawal dari berdirinya persamuan ummad Buddha pantai labu, pada Mei 2021.

dr. Rudi Kho bersama Romo Sukhayana berinisiatif mendirikan yayasan yang bernuansa Buddhist, maka pada tanggal 18 Juli 2021 dr. Rudi Kho, menjumpai YM Bhante Jinna Dhammo Mahatera untuk menyampaikan keinginan mereka.

"Kami mendirikan rumah ibadah agama Buddha. Karena merasa prihatin banyak orang Buddha tak mengerti ajaran Buddha. Maka pada 18 Juli 2021 Bhante Jinna merestui dan memberi nama yayasan dengan awalnya yayasan Purnama dengan nama rumah ibadah Satya Dharma," ungkapnya.

"Eyang berpesan jangan hanya dirikan rumah ibadah, tapi mendirikan rumah sekolah yang bisa mendidik anak bangsa serta bisa mengerti agamanya bagi orang Buddha," imbuhnya.

"Tujuan didirikan yayasan ada dua misi, misi pendidikan dan ajaran agama Buddha. "Karena banyak yang tidak mengerti ajaran agama buddha. Meskipun ini sekolah Buddhis kamu juga menerima murid umum. Ya ini nantinya seperti sekolah umum lainnya. Jadi yang bukan agama Buddha, gitu belajar agama Buddha bisa keluar kelas," terang Rudi Kho.

dr Rudi Kho terkesan tentang sebuah petuah sang Banthe yang mengatakan jangan hanya bangun tempat ibadah saja saja, tapi bangunlah tempat sekolah sebagai lembaga pendidikan.

Materi pengajaran unggulan yang dilakukan di sekolah minggu yang baru diresmikan 1 Januari 2023 adalah pelajaran bahasa Mandarin namun tetap dalam kurikulum nasional. "Masyarakat sekitar yang ingin belajar bahasa Mandarin bisa ke sini. Gratis tak dipungut biaya apapun," imbuhnya.

dr Rudi Kho berharap keberadaan sekolah minggu Buddhist di lokasi yang berhadapan dengan sungai tersebut menjadi solusi bagi sekitar 100 KK masyarakat Tionghoa Buddha yang ada disekitar kawasan tersebut. "Semoga tidak ada lagi generasi penerus agama Buddha disekitar ini yang tak paham dengan ajaran agamanya," ungkapnya.

Dalam momen menyambut Imlek pihaknya menyelenggarakan acara kenduri untuk Indonesia bekerja sama dgn Yayasan Wilwatikta Shripala Nusantara dan MBI SUMUT dengan menyalurkan 500 paket sembako yang dibagikan bagi yang merayakan Imlek dan masyarakat sekitarnya.

Dalam acara tersebut dihadiri Sagin Sumut Bhante Viriyadhammo Thera dan Bhante Sukha cito, MBI SUMUT, PC MBI Deli Serdang, PC MBI P. Siantar, Penyelengara Buddha Kemenag Deli Serdang, Jajaran pengurus Yayasan Purnama Satya Dharma dan Keluarga Besar KBI.*