LHOKSEUMAWE – Bencana tsunami yang telah meluluhlantakan tatanan kehidupan masyarakat Aceh dan merenggut ratusan ribu jiwa dalam hitungan menit yang terjadi di Bumi Serambi Mekkah 18 tahun yang lalu ( 26 Desember 2004 – 26 Desember 2022) harus menjadi i’tibar (pelajaran) paling berharga bagi masyarakat Aceh pada khususnya dan Indonesia bahkan dunia pada umumnya. Puncak peringatan bencana maha dahsyat gempa bumi yang diikuti dengan gelombang tsunami di Aceh 18 tahun lalu, diwilayah pase dipusatkan di Lapangan Jenderal Sudirman Lhokseumawe Korem 011 Lilawangsa, Senin malam (25/12/2022) ba’da shalat Isya, mengingatkan kita, bahwa sehebat apapun kemampuan manusia di muka bumi ini tidak ada artinya sama sekali, ternyata masih ada yang lebih hebat lagi kekuasaannya yakni Allah SWT.
 
“Makanya hidup dimuka bumi ini tidak perlu sombong, hanya hitungan menit bencana alam dan diikuti gelombang tsunami maha dahsyat, ratusan ribu nyawa manusia melayang, gedung-gedung bertingkat dan kokoh porak poranda, oleh karena itu manusia sebagai khalifah di muka bumi ini tetap wajib menyadari bahwa kekuatan satu-satunya dimuka bumi ini hanya Allah SWT, oleh karena itu sembahlah Allah SWT dengan kekuatan iman yang ada,” kata Ustaz Masrul Aidi,Lc saat memberikan tausyiah peringatan gempa bumi dan tsunami di Lapangan Jenderal Sudriman Lhokseumawe, Senin malam (25/12/2022) .
 
Kegiatan peringatan gempa bumi dan tsunami di bumi pase diprakarsai oleh Kodim 0103 Aceh Utara jajaran Korem 011 Lilawangsa itu dengan menggelar zikir akbar langsung dihadiri Danrem 011 Lilawangsa Kol Inf Bayu Permana, Dandim 0103 Aceh Utara, Letkol Inf Hendrasari Nurhono, ulama Aceh Abuya Syeck H Mawardi Waly,Lc,MA, Abu Paya Pasi Tgk Muhammad Ali, Abu Mudi Samalangan dan Tgk Haji Hasanoel Bashry, serta dihadiri ribuan warga masyarakat.
 
Komandan Kodim 0103 Aceh Utara Letkol Inf Hendrasari Nurhono selaku pemrakarsa kegiatan zikir akbar memperingati gempa bumi dan tsunami di Aceh mengatakan sesuai dengan tagline Kodim 0103 Aceh Utara “Meuiman & Tameusaboh ke Nanggroe (Beriman dan bersinergi  ke Negeri) agar peringatan gempa bumi dan tsunami Aceh harus menjadi i’tibar bagi kita semua.
 
“Gempa bumi yang diikuti dengan bencana tsunami di Aceh harus menjadi i'tibar bagi kita semua, mari kita jadikan pelajaran yang sangat berharga, hanya kekuatan iman dan selalu bersinergi dalam menjalankan dan memperkuat aktivitas dapat dijadikan bagian dari ibadah, sehingga hati kita selalu terpaut kepada sang pencipta Allah SWT, bayangkan saja seperti yang dikatakan oleh penceramah kita hanya hitungan menit Aceh luluhlanta dan ratusan ribu nyawa melayang, jika kita merenung ternyata sehebat apapun dimata manusia hasil karya kita, ternyata tidak ada apa-apanya dihadapan Allah SWT,” katanya.
 
Zikir akbar dan tawajjuh yang digelar di Lapangan Jenderal Sudirman itu, tampak warga masyarakat mengaku masih terngiang peristiwa dahsyat yang menimpa Aceh berupa gempa bumi yang diikuti tsunami. 
 
“Masih terngiang begitu mengerikan gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh, bayangkan saja dalam waktu sekejab hancur luluh Aceh, semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik berupa surga  kepada para korban gempa bumi dan tsunami di Aceh,” tutur salah seorang warga.    
 
Sementara itu, Komandan Korem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Bayu Permana yang ditemui terpisah mengatakan, terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga acara zikir akbar dan doa bersama terlaksana dengan baik.
 
Menurutnya, momentum peringatan tsunami Aceh 18 tahun lalu merupakan bencana terbesar dunia yang menimpa Indonesia. Namun tsunami juga meninggalkan pelajaran berharga bagi kita semua.
 
“Hari ini kita semua hadir khususnya dalam rangka memperingati 18 tahun tsunami Aceh, dengan zikir dan doa bersama untuk arwah para syuhada semoga diterima disisi Allah SWT, dan kita  berdoa agar mendapat ampunan dan rahmat-Nya, serta memunajat dengan meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT,” katanya.