PALAS - Dinas Kesehatan Kabupaten Padanglawas (Palas) menggelar kegiatan aksi konvergensi Publikasi Stunting Kabupaten Padanglawas(Palas) di Aula Hotel Grandika Sibuhuan, Senin (5/12/2022). Peserta sebanyak 90 orang dari Kepala Puskesmas, PL KB dan Camat se Kabupaten Palas,OPD terkait stuntung di jajaran Pemkab Palas,Tim TP PKK Kabupaten Palas, Koramil 08 Barumun,Perguruan Tinggi,Kemenag Palas dan Bappeda.

Plt Bupati Padanglawas, drg.H.Ahmad Zarnawi Pasaribu.CHt.MM.MSi diwakili Asisten III, Drs.Amir Soleh Nasution membuka kegiatan publikasi stunting mengatakan, stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas hidup, produktivitas dan daya saing manusia indonesia sebagai dampak dari terganggunya pertumbuhan otak dan perkembangan metabolisme tubuh.

"Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita dibawah usia lima tahun akibat dari kekurangan gizi yang berlangsung lama sehingga anak terlalu pendek untuk usianya," terangnya.

Kata Amir Soleh,faktor kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru tampak setelah bayi berusia 2 tahun.

Upaya pemerintah dalam penurunan stunting,lanjutnya sebagai salah satu program prioritas nasional sebagaimana tertuang dalam RPJMN tahun 2020-2024 yang menetapkan bahwa target penurunan stunting pada anak usia 2 tahun adalah 14% pada tahun 2024.

Menurutnya,permasalahan stunting tidak bisa hanya diselesaikan melalui program gizi saja, tapi harus secara meyeluruh (terintegrasi) dengan program lainnya.

"Melalui kegiatan publikasi stunting adalah upaya pemerintah daerah kabupaten/ kota untuk memperoleh data prevalensi terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan dan desa," ungkapnya.

Dengan kegiatan ini, katanya bertujuan
memperkuat komitmen pemerintah daerah serta dan masyarakat dalam gerakan bersama dalam upaya percepatan penurunan stunting.

"Berdasarkan hasil survei status gizi indonesia tahun 2021 lalu,Kabupaten Palas berada di peringkat ke 2 prevalensi stunting tertinggi di sumatera utara yakni 42 persen yang berarti dalam 100 anak balita ditemukan 42 orang yang stunting," ucap Asisten III Setdakab Palas.

Ia menambahkan,jika dilihat dari hasil survey sebelumnya ini menunjukkan angka yang persis sama yakni 41,9 % pada tahun 2019 artinya belum ada perubahan yang signifikan terhadap penurunan stunting.

Berdasarkan data capaian stunting di Kabupaten Palas, dilihat dari kondisi stunting di tingkat desa masih banyak desa yang memiliki angka kejadian stunting di atas rata rata.

"Untuk Tahun 2022 ini, ada 15 desa di 9 Kecamatan yang menjadi lokasi fokus pelaksanaan pencegahan dan penanganan stunting yang memiliki nilai stunting cukup tinggi dan dilanjutkan Tahun 2023 adanya program intervensi stunting dari Perguruan Tinggi," tambahnya.

Saat ini,para mahasiswa diturunkan ke desa-desa khususnya lokus stunting dalam kegiatan praktek belajar lapangannya dan satuan TNI ada program bapak asuh stunting dapat terlaksana di Kabupaten Palas,tandasnya.

Sementara itu, Plt.Kadis Kesehatan, Amelia Roitona Nasution.SKM menyampaikan,tujuan kegiatan ini menyampaikan tengang status gizi anak balita untuk menjaga kebutuhan anak.

Dikatakan, melalui kegiatan ini dapat diketahui prevalensi stunting ditingkat desa, kecamatan dan kabupaten.

Tidak kalah pentingnya,lanjutnya mengembangkan program kegiatan untuk peningkatan kesadaran dan partisipasi keluarga,pengasuh dan masyarakat untuk menjaga pertumbuhan anak balita yang optimal.

Disamping itu, melakukan upaya tindak lanjut terintegrasi dan konseling dalam rangka komunikasi perubahan prilaku serta data sekunder bagi tim audit dalam pelaksanaan identifikasi faktor resiko yang telah ditetapkan dalam pedoman pelaksanaan audit kasus stunting sesuai dengan amanat Ran Pasti,tambahnya.

"Mari sama sama bekerja dan bekerjasama untuk penurunan angka stunting di Kabupaten Padanglawas," ajak Amelia Roitona.

Kegiatan publikasi stunting ini menghadirkan tiga orang nasasumber yaitu Ida Hanum SKM dari DP2KBP3A, Asril Hafif Sachmud.SP dari Bappeda dan Ahmad Sarifuddin Rambe.SHI, BKKBN Sumut.