MEDAN - Program pengabdian pada masyarakat berbasis penelitian untuk mengembangkan produk-produk hasil penelitian dosen, menjadi produk komersil terus berlanjut. Seperti Prof. Dr. Rosdanelli Hasibuan MT bersama Dr. Ir. Juliza hidayati, MT yang mengantarkan product from Lab to market, dengan komoditi VCO, minyak goreng, arang (briket) dan asap cair (bio oil) melalui metode pirolisis dengan skema Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK).

"Ini lanjutan pengembangan arang dan asap cair yang memiliki tiga grade masing-masing; grade 1, 2 dan 3 ini dibiayai dana non Pemasukan Negara Bukan Pajak (PNPB) Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 2021. Skema multi tahun dengan yang tahun 2021 dan disambung tahun 2022 ini, " ujarnya, Senin (28/11/2022).

Beragam produk yang diciptakan melalui Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) ini, lanjutnya, merupakan unit usaha berbasis ilmu pengetahuan yang bertujuan menyediakan keperluan masyarakat di sekitar kampus, luar kampus, restoran, dan masyarakat luas yang ada di Kota Medan.

Disebutkan Prof. Dr. Rosdanelli Hasibuan, untuk memproduksi VCO dan minyak goreng menggunakan buah kelapa diperoleh dari petani kelapa dan pasar di sekitar Kota Medan.

Sedangkan untuk memproduksi arang dan bio oil diperlukan tempurung kelapa dalam jumlah yang besar sehingga tim pengusul juga melakukan kerjasama dengan produsen santan kelapa yang memiliki limbah padat berupa tempurung kelapa dalam jumlah yang besar.

"Buah kelapa selama ini dijual sebagai kelapa bulat untuk mendapatkan santan kelapa sebagai bumbu masakan, padahal daging buah kelapa dapat dikonversi menjadi berbagai produk seperti: VCO, minyak goreng," ujarnya.

Kemudian lanjutnya, tempurung kelapa merupakan limbah dari industri berbasis bahan baku kelapa yang belum dimanfaatkan secara optimal, diharapkan dengan pemanfaatan limbah kelapa yaitu tempurung kelapa diolah menjadi arang dan asap cair mampu memberi nilai tambah bagi kelompok tani, pengusaha, maupun stakeholder lainnya dan berkontribusi terhadap bioindustri pertanian.

Disini lanjutnya, tempurung kelapa diolah menjadi arang, arang aktif, obat nyamuk bakar. "Dan ini juga banyak dimanfaatkan oleh industri pengecoran besi, industri tambak udang, industri tekstil. Arang juga merupakan kebutuhan penting bagi industi makanan seperti: warung nasi, restoran yang menyediakan menu ikan, ayam maupun seafood serta menu bakar lainnya," paparnya.

Sedangkan bio oil atau asap cair merupakan hasil kondensasi atau pengembunan dari uap pembakaran tempurung kelapa. Asap cair dapat dimanfaatkan sebagai pengawet makanan, desinfektan, bio pestisida, penggumpal getah pohon karet dan banyak kegunaan lainnya. Asap cair memiliki warna coklat dan berbau asap, kandungan asap cair tempurung kelapa adalah asam asetat (51,99%), fenol (19,90 %), metil asetat (5,37%), furfural (4,56%), hidroksi aseton (2,9%), quaiakol (2,62%) dan siringol (1,85%).

Asap cair tempurung kelapa memiliki PH sebesar 3,21. Dari hasil penelitian bahwa asap cair tempurung kelapa dapat berfungsi sebagai desinfektan, biopestisida yang dapat menghambat serangan penyakit pada tanaman sehingga dapat mempertahankan mutu dan memperpanjang masa simpan buah.

Asap cair juga sudah dicoba untuk pengawetan ikan asap yang menghasilkan ikan asap dengan kualitas sangat baik. Produk VCO, minyak goreng, arang dan bio oil merupakan peluang pasar yang menjanjikan bagi tim pengusul program PPUPIK untuk mengambil pasar pada segmen pasar komunitas yang menginginkan penggunaan VCO sebagai bahan dasar kosmetik, minyak goreng yang bersumber dari kelapa, arang sebagai bahan bakar alternatif dan bio oil sebagai penggumpal karet, pengawet alami dan pupuk organik.

Melalui PPUPIK ini selain menjadi peluang bisnis kampus juga dapat menjadi pusat penelitian bagi dosen yang ingin mengembangkan kelapa terpadu sehingga dosen Departemen Teknik Kimia USU dapat menciptakan suatu hasil penelitian yang dapat diusulkan sebagai HKI.

Selain itu juga dapat menjadi tempat mahasiswa melaksanakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan berbasis ilmu pengetahuan/knowledge yang dikenal dengan techoprenuer ship.