MEDAN - Masih dalam momen hari pahlawan, aliansi Ormas Islam di Sumut menggelar Dialog Kebangsaan. Dialog kebangsaan itu mengambil tema 'Pahlawan Islam untuk Indonesia' yang dilangsungkan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara, Minggu, 13 November 2022. 
 
Kegiatan Dialog Kebangsaan itu sendiri diinisiasi oleh Aliansi Ormas Islam Pembela Masjid Sumatera Utara.
 
"Iya ide pertama awalnya adalah bagaimana menandai momentum hari pahlawan 10 November. Bahwa saat itu adalah situasi peperangan di Surabaya yang digerakkan oleh resolusi jihadnya pimpinan Nahdatul Ulama yakni Hasyim Asy'ari dan itu kita peringati sebagai hari pahlawan," ucap sekretaris Aliansi Ormas Islam Pembela Masjid Sumatera Utara, Muhammad Syahbana. 
 
Kita sebagai umat Islam sambung Syahbana, harus paham bahwa hari pahlawan juga momentum untuk berjihad mempertahankan republik ini. 
 
"Jangan pula distigmatisasi bahwa umat Islam itu menjadi duri di Republik ini. Dia adalah pendiri Republik ini dia Juga mempertahankan Republik ini," ujarnya lagi. 
 
Oleh karena itu bilangnya, harus diingat bahwa hari pahlawan ini adalah hari kebangkitan-nya umat Islam. 
 
"Karena yang mendirikan atau Founding Fathers negeri ini adalah umat Islam. Bahkan kita rela menjadikan negara ini bukan sebagai negara Islam. Itulah rahmatan Lil Alamin-nya pendiri bangsa ini," katanya.
 
Dalam kesempatan yang sama, salah satu pemateri dialog kebangsaan, yang juga ustaz kondang Kota Medan, Qosim Nurseha Dzulhadi berharap peringatan hari pahlawan tidak hanya sekadar slogan. 
 
"Selama ini kan muncul flyer-flyer misalnya baliho ditulis di antara tema-nya adalah pahlawanku teladan ku. Sekarang apanya yang mau kita teladani?" tanyanya. 
 
Menurutnya perjuangan dan kesederhanaan pahlawan Islam di antaranya mungkin pendidikan keilmuan dan perjuangan pengorbanan, itu yang harusnya diteladani
 
"Jadi tidak sekedar peringatan. Nanti setiap 10 November gitu lagi. Cuma sekedar peringatan saja," ucapnya. 
 
Disinggung mengambil tema Pahlawan Islam untuk Indonesia, dirinya menilai sangat tepat, di mana pahlawan di situ adalah pahlawan muslim. 
 
Pahlawan yang berkorban untuk kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. 
 
Dan itu juga bilangnya ada yang pra kemerdekaan dan ada yang setelah kemerdekaan. 
 
Ini juga disebut pahlawan, bahkan ada juga pahlawan pergerakan nasional.
 
"Ada sosok pahlawan Islam di bidang ekonomi seperti serikat dagang Islam. Ada pahlawan pendidikan Ki Hajar Dewantara. Ada lagi Muhammadiyah. Nahdlatul ulama dan lain-lain termasuk Al Washliyah bukan hanya sekedar politik tapi juga pendidikan. Inilah ternyata yang melahirkan pahlawan-pahlawan itu," ucapnya menjelaskan. 
 
Dirinya kembali mengingatkan dalam momentum peringatan hari pahlawan kali ini, generasi muda harus paham akan sejarah. 
 
"Karena kalau tidak tahu sejarah dia akan dikibuli oleh dongeng," tuturnya lagi.
 
Sementara itu salah satu ustazah yang hadir, Bunda Roni Rezkita menilai bahwa peringatan hari pahlawan bertajuk Pahlawan Islam untuk Indonesia menjadi sebuah harapan baru. 
 
"Bahwa perlu jadi ingatan kembali peran ulama-ulama dulu dalam memperjuangkan dan menyerukan Allahuakbar dimana-mana," katanya.
 
 
"Islam itu benar-benar menginginkan suatu kondisi yang merdeka. Dan kita perlu tokoh lagi yang bisa menyuarakan itu kembali," harap Bunda Roni melanjutkan. 
 
Menurut Bunda Roni, maknanya begitu dalam, di mana manusia itu harus merdeka.
 
"Dalam Islam merdeka itu adalah ketika dia merdeka dalam menjalankan syariat Islam. Ini jugalah momen mengingat mereka (pahlawan) adalah tokoh yang patut kita hargai dan kita doakan kemudian kita ikuti perjuangannya," tuturnya mengakhiri. 
 
Selain Qosim Nurseha Dzulhadi, dalam kegiatan dialog tersebut turut menghadirkan dua pemateri dan juga penulis buku, yakni Al Chaidar, dan Nunu. 
 
Dialog itu juga turut dihadiri sejumlah tokoh Aliansi Ormas Islam, Ketua Overlanding Indonesia Sumut, Irmansyah Lubis dan juga Presidium Keluarga Besar Muslim Karo, H. Ibrahim Tarigan.
 
Mewakili Gubernur Sumatera Utara, turut hadir Staf ahli Gubernur bidang ekonomi, keuangan, pembangunan, aset dan SDA Provsu, Agus Tripriyono. ***