MEDAN - Digitalisasi bisa menciptakan peluang diberbagai sektor dan membangkitkan ekonomi daerah. Selain itu dengan memanfaatkan digitalisasi sistem pembayaran (payment) juga bisa menjadi keunggulan dan daya saing tersendiri bagi pelaku usaha. Hal tersebut diungkapkan Komisaris Utama PT Finnet Indonesia, Difi Ahmad Johansyah pada acara Capacity building wartawan ekonomi dan bisnis Kota Medan yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sumut di Samosir Cottage, (14-16/10/2022).

Disebutkan Difi, melalui digitalisasi ini bisa memperlancar sistem pembayaran dan memudahkan aliran barang dan jasa. Dengan digitalisasi ini bisa menjadi keunggulan dan daya saing di industri pendidikan, transportasi, pariwisata, teknologi, pajak, ecommerce, retribusi dan lainnya.

Dalam Capacity building bertema 'Mewujudkan wartawan ekonomi dan bisnis kota Medan yang profesional melalui digitalisasi', Difi mencontohkan salah satunya untuk sektor pariwisata dalam memanfaatkan digitalisasi.

Sektor tersebut, bisa mempromosikan lokasi wisata dengan digitalisasi memberikan penawaran paket tiket terusan. Di mana wisatawan bisa memesan paket wisata secara online untuk tujuan sesuai dengan keinginan wisatawan.

"Jadi sudah ada paketnya, seandainya nanti orang bisa ke suatu negara beli tiketnya online. Karcis terusan, paketnya apa, Kualanamu, Danau Toba sekitarnya, termasuk ongkos hotel. Ini harus didukung oleh digitalisasi sistem pembayaran," ujarnya.

Ia menambahkan memasarkan produk secara online, lebih murah dibandingkan go show di tempat. "Ini peluang besar. Mudah-mudahan Sumut bisa menjual wisatanya secara online, sehingga bisa menangkap banyak peluang yang ada," ujarnya seraya memambahkan peluang tersebut cukup besar, seiring dengan tranformasi transportasi jalan tol yany semakin banyak.

Mantan Kepala Perwakilan BI Sumut ini juga menyebutkan digitalisasi sistem pembayaran (payment) di antaranya, lebih mudah, aman dan murah.

Ia juga berbagi pengalaman saat pelaku usaha masih mengandalkan pembayaran manual.

"Pengalaman ini, saya masih di Medan, ada acara di Bengkulu. Kita bawalah UMKM tenun, batik karena di Bengkulu waktu itu ada kongres Ikatan Dokter Indonesia. Konsumen tertarik, beli banyak, apa yang terjadi pada waktu bayar keluar lah kartu Kredit. UMKM nya bilang apa, kami enggak punya punya mesin. Saya juga luput waktu itu, syok juga saya. Mereka udah modern yang keluar kartu, UMKM kita masih manual. Apa yang saya lakukan sebagai Kepal BI sumut, saya suruh anak buah cari ATM terdekat. Unt bisa ambil duit bayar," ujarnya.

Sehingga di era digitalisasi saat ini, pembayaran digitalisasi perlu digaungkan secara massif. Sebab digitalisasi pembayaran lebih praktis, efesien. Selain itu, dengan digitalisasi sistem pembayaran ini juga berpotensi dalam mengendalikan inflasi.

"Selain bisa mengendalikan inflasi, digitalisasi pembayaran ini juga memiliki keuntungan seperti membayar dengan jumlah yang pas," ujarnya.