PALAS -Masalah stunting menjadi tantangan kita bersama sehingga diperlukan komitmen bersama agar lepas dari permasalahnya.
 
Hal itu disampaikan Sekda, Arpan Nasution S.Sos, saat menbuka kegiatan dimensi audit kasus stunting tahap I Kabupaten Palas, di Aula Kampus ITS Palas, Jumat (7/10/2022).

Dikatakan, kegiatan yang dilaksanakan tim percepatan penurunan stunting dan tim pakar audit stunting Kabupaten Palas merupakan salah satu prioritas untuk penurunan angka stunting.

Kata Sekda, sesuai Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nomor : 12 Tahun 2021 tentang rencana aksi nasional percepatan penurunan angka stunting indonesia 2021-2024.

Update data per 29 September 2022, lanjutnya, hasil pengkurunan bahwa jumlah anak yang diukur sebanyak 18.115 anak balita, terdapat balita status stunting sebanyak 2.313 anak dengan persentase 12,76 persen.

Sedangkan Tahun 2022, sesuai data keluarga beresiko dengan jumlah keluarga sasaran yang telah didata 28.956 terdapat 12.481 keluarga beresiko stunting.

"Diharapkan tim pakar audit stunting memberikan masukan untuk kajian kasus untuk memberikan layanan telekonsultasi serta rekomendasi atas kasus stunting hasil audit," harap Sekda.

Selain itu, Arpan juga meminta semua pihak untuk terus melakukan koordinasi dan verifikasi agar penurunan stunting dapat dicapai setiap tahunnya di Kabupaten Palas.

Ia menambahkan,ditahun 2022 ini ada 15 Desa yang menjadi lokasi fokus salah satunya Desa Sayur Mahincat, Kecamatan Barumun Selatan.

Sekda juga menghimbau, agar setiap sasaran baik calon pengantin, ibu hamil dan ibu pasca bersalin dan anak stunting agar dilaporkan Ke Tim Pendamping Keluarga (TPK) atau Kader Pembangunan Manusia (KPM) yang ada di desa dan kelurahan.

Tujuannya untuk dilakukan konsultasi dan pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, dengan tujuan agar anak yang dilahirkan sehat.

“Perjuangan mencegah dan menurunkan stunting tidak sulit selama koordinasi, komunikasi dan kerjasama yang baik dari semua pihak terjalin dengan baik," tandasnya.