TAPSEL - Dalam dua pekan terakhir, harga karet di Tapanuli Selatan (Tapsel) Sumatera Utara, turun drastis hingga mencapai 40 persen. Turunnya harga karet rakyat ini sangat mempengaruhi penghasilan petani. "Turun drastis dua pekan ini. Biasanya kita jual Rp10 ribu per kilogram, sekarang cuma Rp 5 ribu sampai Rp 6 ribu kita jual ke pengumpul," ujar Cain Harahap (40), petani karet warga Desa Sipangko Kecamatan Angkola Muaratais.
 
Selain Cain Harahap, petani karet lainnya, Cakwar Lubis (41) juga merasakan dampak penurunan harga karet ini.
 
"Penghasilan kita jelas berkurang dengan harga seperti ini," ujar Cakwar sedih.
 
Sebelum harga karet turun, Cakwar bisa menghasilkan 50 hingga 60 kilogram getah kering per minggu dari 200 pohon karet yang ditanami di luas lahan setengah hektar miliknya.
 
Seharusnya, dengan harga Rp 10 ribu per kilogram, Cakwar bisa memperoleh penghasilan Rp 500 ribu hingga Rp 600 ratus ribu per minggu. Namun, dengan harga saat ini ia hanya memperoleh Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu saja.
 
"Beratlah biaya hidup keluarga dan juga sekolah anak anak," lanjut Cakwar.
 
Petani karet rakyat berharap, agar harga karet kembali ke kisaran Rp 10 ribu per kilogram. Apalagi saat musim hujan seperti saat ini, aktifitas petani akan berkurang karena karet tidak bisa disadap.