MEDAN - Kongres Umat Islam Sumatera Utara kedua, pada 26-28 Agustus di Asrama Haji Medan. Kegiatan ini diharapkan membuahkan rumusa yang dapat djadikan acuan bagi pembangun Indonesia ke depan. Kongres Umat Islam Sumut Kembali Digelar 
 
MEDAN - Kongres Umat Islam Sumatera Utara kedua, pada 26-28 Agustus di Asrama Haji Medan. Kegiatan ini diharapkan membuahkan rumusan yang dapat dijadikan acuan bagi pembangunan Indonesia ke depan.
 
Ketua panitia kongres ke-2 Umat Islam Sumatera Utara, Dr Ir Masri Sitanggang MP, Senin (22/8/2022) mengatakan kegiatan ini yang mengusung tema 'Mengokohkan Ukhuwah Islamiyah, Menata Ulang Indonesia'
 
Kongres ini menghadirkan keynote speaker lokal dan nasional. Seperti La Nyala (Ketua DPD RI), Rektor Universitas Darussalam Gontor, Prof Hamid Fahmy Zarkasyi, Tamsil Linrung (anggota DPD RI), Prof Dr Hasyimsyah Nasution (Ketua PW Muhammadiyah), Dr Tiar Anwar Bachtiar (DPD Persis), Maratua Simanjuntak (Ketua MUI Sumut), Dedi Iskandar (Ketua PW Al-Washliyah Sumut), Ir HM Mursalin (Ketua Umum Kisdi), M Nuh MSP (Ketua PW Persis Sumut). 
 
Kemudian Anwar Abbas (Wakil Ketua MUI), DR Egi Sudjana (Ketum TPUA), Prof DR Hamdan Zoelva (Ketua Umum Syarikat Islam), DR Sahganda Nainggolan (Sabang Merauke Circle), DR Tony Rasyid MA (intelektual NU), DR Masri Sitanggang (Ketua GIP NKRI), DR Ubaidillah Badrun (Dosen UN), Ichsanuddin Noorsy, DR Marwan Batubara Prof Refly Harun, MS Kaban dan Shohibul Ansor.
 
Disebutkannya, di usia Indonesia yang sudah 77 tahun banyak kemajuan yang dicapai, namun juga tidak sedikit persoalan muncul yang justeru menghambat kemajuan itu. Sehingga patut dilakukan muhasabah.
 
"Melakukan kajian kritis terhadap perjalanan pembangunan bangsa dengan menggunakan tolok ukur Pembukaan UUD 1945. Hal ini dimaksudkan agar teridentifikasi dengan tepat hal-hal positif (sesuai Pembukaan UUD 1945) yang perlu dipertahankan atau ditumbuhkembangkan dan hal-hal negatif (menyimpang dari Pembukaan UUD 1945) yang perlu segera dihentikan atau diperbaiki. Yang demikian ini agar Indonesia tetap eksis sebagai negara bangsa yang bergerak maju menuju cita-citanya yang mulia. Sebuah negara yang kokoh berdiri di atas jati diri bangsanya," ujarnya.
 
Umat Islam lanjutnya, adalah komponen bangsa yang paling bertanggungjawab dan paling berkepentingan akan kemajuan Indonesia. Bukan saja karena umat Islam merupakan warga mayoritas, melainkan juga karena umat Islam dengan ormas-ormasnya yang lahir jauh sebelum merdeka menjadi tulang punggung berdirinya negara ini. 
 
Oleh sebab itulah Umat Islam Sumatera Utara merasa sangat perlu mengonsolidasi diri, memperkuat ikatan ukhuwah demi persatuan dan kesatuan bangsa. 
 
Kajian akan meliputi IPOLEKSODBUDHANKAM, dilakukan oleh para pakar di bidangnya masing-masing sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Dan Diharapkan, kongres ini juga membuahkan rumusan Agenda Penataan Indonesia yang dapat djadikan acuan bagi pembangunan Indonesia ke depan oleh para pengelola negara.
 
Direncanakan sebutnya, kongres ini akan dihadiri para ulama, cendikiawan/akademisi Islam, pimpinan pondok pesantren, pimpinan ormas Islam, rektor universitas, pimpinan tarekat dan pimpinan-pimpinan komunitas yang dianggap mewakili.