SIMALUNGUN -Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga, SH di dampingi Kepala Dinas Kesehatan Simalungun, Edwin Tony Simanjuntak menerima kunjungan Tim Peneliti dari FK UISU, Senin (15/8/2022) di rumah dinas bupati.
 
Dalam pertemuan tersebut, Ketua Tim Peneliti FK UISU, Prof DR dr Umar Zein SpPD, DTM&H, KPTI bersama tim baru saja menemukan adanya kista yang menginfeksi organ tubuh anak babi berusia 3 bulan.

Pada kesempatannya, Umar Zein memaparkan, pagi tadi tim peneliti FK UISU baru saja memotong anak babi berusia 3 bulan di Nagori (Desa) Dolok, Kecamatan Silau Kahaean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

"Kiranya dengan adanya penemuan ini, pihak Pemkab Simalungun dapat menyosialisasikan kepada masyarakat agar memasak babi itu secara matang, agar kista maupun cacing pita yang ada dalam organ tubuh babi dapat mati, sehingga di Simalungun tidak ada lagi cacing pita yang menginfeksi warga," ujar Umar.

Umar juga menjelaskan, pada tahun 2017 silam, FK UISU melakukan pengobatan massal kepada warga di Silou Kahean. Hasilnya, tim menemukan cacing pita (taeniasis asiatica) sepanjang 10 meter lebih.

Untuk menyakinkan Bupati, tim selanjutnya menunjukkan video atas temuan mereka pada 2017 lalu.

Menanggapi ini, Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga, SH langsung memerintahkan jajarannya terkhusus Dinas Kesehatan untuk menindaklanjuti hal tersebut.

"Tadi saya sudah sampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan untuk melakukan pemetaan terlebih dahulu di titik yang sudah terkonfirmasi," ujar Bupati usai pertemuan.

"Supaya ini jadi jalan kita untuk memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat Simalungun supaya bisa mencegah penyebaran yang lebih banyak lagi, karena apalagi masyarakat sudah jenuh dengan adanya virus virus ini. Jadi diperlukan dulu sosialisasi," tandasnya.

Bupati juga menyebutkan, pemetaan ini dilakukan agar menjadi contoh daerah daerah yang mengalami terpaparnya cacing pita, sehingga bisa menjadi bahan mereka untuk menyosialisasikannya kepada masyarakat Simalungun.

"Tadi kan sudah kita lihat juga melalui video, ini juga menjadi sosialisasi untuk masyarakat supaya bisa menghindari seperti apa yang disampaikan Pak Prof (Umar Zein) bahwa ternak babi yang bisa dikonsumsi adalah yang bukan mengkonsumsi kotoran manusia, atau rumput rumputan. Itu mungkin yang bisa kita sosialisasikan kepada masyarakat supaya mereka bisa memahami, begitu luar biasanya dampak yang ditimbulkan oleh cacing pita," urainya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Simalungun, Edwin Tony Simanjuntak mengatakan, sesuai dengan program Bupati dengan Tim Peneliti FK UISU yang dipimpin Prof Umar Zein, pihaknya segera berkolaborasi dengan dinas terkait lainnya untuk memberikan sosialisasi penyuluhan untuk memutus mata rantai cacing pita.

"Yang jelas kami sosialisasi dulu, targetnya kami dengan Dinas Peternakan, sesuai dengan keterangan Profesor tadi untuk mengkandangkan ternak masyarakat dan jangan dibiarkan berkeliaran. Jadi nanti kami dari dinas akan berkolaborasi dengan camat, kepala desa, dan puskesmas," singkatnya.

Pertemuan singkat ini dihadiri juga Analis Sahat Siregar, dan tim peneliti lainnya seperti dr Ramadhan Bestari M.Biomed, dan juga Pandu Prabowo W, S.Pd, M.Pd.