MEDAN -Partai Golkar Sumut mengangkat bendera perlawanan terhadap Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. Kader senior partai berlambang beringin itu pun angkat bicara.
 

Kemarin, Senin (15/8/2022) pengurus Partai Golkar Sumut yang dikomandoi Sekretaris Ilhamsyah menggelar konferensi pers. Isinya menyatakan perlawanan terhadap Gubsu Edy Rahmayadi.

"Jabatan Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut yang disandang Ilhamsyah, ibarat memakai baju yang kebesaran. Karena ia tak paham kultur Golkar dalam mengelola kekuasaan," kata kader senior Partai Golkar Sahlul Umur Situmeang, Selasa (16/8/2022).

Sahlul menerangkan, Partai Golkar punya doktrin karya kekaryaan. Seluruh perwujudan karya kekaryaan ini demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Karya kekaryaan ini bisa diwujudkan melalui kerjasama dengan pemerintah. Sikap Golkar adalah mendukung pemerintah yang berkuasa. Pemerintahan yang tak diusung Golkar saja harus dirangkul, apalagi Gubsu yang notabene diusung Partai Golkar pada Pilgub Sumut 2018 lalu," kata Sahlul.

Sahlul menilai, pernyataan Ilhamsyah yang mengajak kader Golkar Sumut melakukan perlawanan kepada Gubernur Sumut Edy Rahmayadi merupakan sikap yang jauh dari kultur Partai Golkar.

"Memang ginilah jadinya kalau orang belum matang berproses di Golkar, tiba-tiba jadi Sekretaris. Filosofi Golkar nya belum dapat," kata Sahlul.

Sahlul pun mengingatkan sejumlah hal kepada Ilhamsyah. Bahwa Gubernur adalah perwakilan pemerintah pusat di daerah.

"Dengan mengangkat perlawanan kepada Gubsu berarti melakukan juga perlawanan ke pemerintah pusat yang didukung penuh Golkar. Jadi statement Ilhamsyah kemarin itu kacau," tandas Sahlul.

Kedua, sambung Sahlul, Gubsu Edy yang berpasangan dengan Wagubsu Musa Rajekshah adalah pasangan yang didukung penuh Partai Golkar pada Pilgubsu 2018. Ilhamsyah diingatkan tidak membuat pernyataan yang dapat memperkeruh harmonisasi hubungan Edy-Musa.

"Kalaupun ada perbedaan pandangan antar pemimpin itu biasa terjadi. Lakukan tabayyun, klarifikasi seperlunya, bukan malah diumbar ke publik. Kasihan rakyat," tukas Sahlul.