LHOKSEUMAWE – Ribuan sawah yang terbentang di dua kecamatan masing-masing Kecamatan Meurah Mulia dan Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara acapkali terjadi kekeringan, pasalnya aliran irigasi sangat tergantung dari bendungan Krueng Pase sayap kiri dan kanan, namun pembangunannya hingga saat ini tak kunjung tuntas. Pj Bupati Aceh Utara Azwardi, saat berkunjung ke lokasi bendungan Krueng Pase sayap kiri, Kamis (4/8/2022) mengaku prihatin, soalnya hingga saat ini pembangunan belum juga selesai, sehingga ancaman kelaparan warga petani di Kecamatan Meurah Mulia dan Nibong sudah didepan mata, jika pembangunan tersebut tidak segera dituntaskan.   
 
Azwardi, minta kepada rekanan sebagai pemenang tender proyek bendungan Krueng Pase sayap kiri dan kanan,  PT Rudi Jaya, agar pekerjaan dikebut. “Segera diselesaikan tepat waktu rehab bendungan Krueng Pase sayap kiri dan kanan, agar ancaman gagal panen petani tidak akan terjadi,” kata Azwardi di Gampong Leubok Tuwe Meurah Mulia.
 
Kunjungan Pj Bupati Aceh Utara ke lokasi bendungan Krueng Pase kiri dan kanan memang sudah ditunggu sejumlah warga masyarakat, sekalian menyampaikan keluhan warga petani yang memang tergantung dari saluran irigasi yang bersumber dari bendungan tersebut.
 
Tiba ke lokasi Azwardi langsung menemui sejumlah warga yang sudah menunggu dan sempat berdialog dengan salah seorang Imum Mukim Tunong Ismail dan sejumlah kepala desa setempat.
 
 Para tokoh masyarakat itu mengeluhkan nasib belasan ribu petani di sembilan kecamatan, dimana selama ini tidak bisa mengolah sawah atau bercocok tanam sejak bendungan direhab,  aliran sungai tidak dialiri ke saluran pengalih yang terkonek dengan saluran induk sayap kiri dan kanan, sehingga ribuan hektar sawah mengalami kekeringan
 
”Selama ini petani sudah cukup menderita, soalnya tidak bisa kesawah secara kontinyu, soalnya rehab bendungan Krueng Pase kiri dan kanan tak kunjung tuntas, oleh karena itu kami minta kepada Pj Bupati Aceh Utara, segera mencari solusi untuk mengatasi masalah petani di sembilan kecamatan yang ada, agar petani bisa segera kembali turun kesawah. Jika masalah ini berlarut-larut dikhawatirkan bisa mengganggu ketahanan pangan masyarakat Aceh Utara,” kata Ismail.
 
Menanggapi keluhan warga masyarakat petani itu, Azwardi mengharapkan kepada kontraktor bendungan Krueng Pasee sayap kiri dan kanan agar mencari solusi tepat dan cepat untuk mengairi sawah masyarakat petani, sehingga  mata pencaharian masyarakat wilayah tengah Aceh Utara segera teratasi. “Segera cari solusi, agar mata pencarian masyarakat petani tidak terganggu,” katanya. Sambil menambahkan kontraktor agar mencari solusi untuk mengairi lahan  sawah masyarakat, agar masyarakat jangan sampai gagal turun ke sawah tahun ini.
 
Disebutkan, rehab bendungan Krueng Pase dianggarkan dari dana APBN tahun 2022 sebesar 44 milyar lebih.
 
"Dengan anggaran sebesar itu kita harapkan bendungan tersebut bisa utuh semaksimal mungkin untuk kebutuhan masyarakat,” katanya.
 
Kondisi lapangan, progres kerja sudah menunjukkan ada aktivitas dibandingkan beberapa bulan yang lalu, bahkan masyarakat sempat cemas kenapa tidak cepat realisasi di lapangan.