MEDAN - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Utara menggelar pendaftaran keanggotaan PWI tingkat muda dan naik tingkat muda ke biasa, Kamis (27/7/2022) di Hotel Polonia Medan.

 
Sebelum dilaksanakan, panitia terlebih dahulu memberikan edukasi kepada jurnalis melalui diskusi dan pemantapan wawasan oleh 3 mentor yaitu PWI Sumut Farianda Putra Sinik SE, Ketua Dewan Kehormatan PWI Drs. Muhammad Syahrir. M.I.Kom dan Sekjen SPS, Rianto Ahgly, SH.

Dalam penerimaan keanggotaan dengan mengangkat tema "Meningkatkan kompetensi wartawan yang profesional, beretika dan bermartabat.", Ketua Jaringan media siber Sumatera Utara, Rianto Ahgly, SH, yang sering di sapa Bung Anto Genk, yang juga Sekjen Serikat Perusahaan Pers (SPP) menjelaskan , UKW (Uji Kompetensi Wartawan) adalah prospek dan sangat dibutuhkan untuk menjadi seorang pimpinan di keredaksian.

"Wartawan menjalankan tugas saling berhubungan. Dalam artian dan memahami bagaimana berinteraksi jejaring komunikasi dan tidak terlepas dari tanggung jawab," ujar Anto Genk.

Di era digital saat ini, sambung Anto Genk, banyak media yang sedang bertumbuh, dan harus diakui bahwa kehadiran media sosial yang sangat menjamur dan sangat rentan dengan berita atau informasi hoax.

"Tentunya kita sebagai wartawan dan para pimpinan media sangat penting untuk matiukasi dan tidak menutup kemungkinan juga akan berdampak pada ranah hukum," jelasnya.

Dia juga menjelaskan, ada juga beberapa wartawan dan media yang hanya menyalin tanpa adanya komunikasi atau konfirmasi.

"Perlu kita memahami adanya dampak dari setiap pemberitaan media yang mungkin menjadi masalah dan akan berdampak pada ranah hukum yaitu pasal hukum pidana UU ITE," ujarnya.

Di sisi lain, menguraikan, ada tiga organisasi yang dapat melakukan uji kompetensi wartawan yakni PWI, AJI, IJTI.

"Tentu dalam sistem untuk bergabung di organisasi, Persatuan Wartawan Indonesia wajib lulus dan memiliki sertifikat uji wartawan," tukasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan PWI, Drs. Muhammad Syahrir. M.I.Kom menjelaskan mengenai kompetensi menuju keprofesionalisme wartawan.

"Roh kita sebagai wartawan adalah kompetensi. David Salzer Broder, adalah salah satu sosok yang menjadi perbandingan dan motivasi wartawan The Washington Post. Hanya orang gila yang akan merusak profesi kita. Wartawan memiliki tugas dan profesi yang dapat menyampaikan informasi, berita, kita jangan salah dalam melangkah dalam melakukan tugas," jelasnya.

Modal dasar menjadi anggota PWI, kata Syahrir, yakni harus patuh, patuh dan taat kepada aturan.

"Harapannya dengan bergabungnya kita di organisasi PWI, kita akan semakin solid dan semakin maju dalam melakukan tugas sesuai UU Jurnalistik sesuai Nomor 40 Tahun 1999. Sekali lagi saya tegaskan organisasi PWI adalah organisasi profesi yang harus dijaga dan jangan ternodai," tegas Syahrir.

Ketua PWI Sumut, Farianda putra sinik SE, juga turut memberikan arahannya. Dia mengungkapkan, bagaimana tantangan media siber di era reformasi dan era digital.

"Salah satu bidang yang terdampak langsung di era digital adalah media surat kabar (cetak), terjadi persaingan yang luar biasa. Tidak dipungkiri kita wajib mengikuti perkembangan digitalisasi. Tentu ini tidak terlepas dari cara pengelolaan perusahaan media dan kaitannya dengan tugas-tugas jurnalistik," kata dia.

Melalui organisasi PWI, Farianda berharap, semua teman-teman yang baru bergabung dapat menjaga dan menjalankan tugas jurnalistik dan lebih dari kode etik.