MEDAN - Shohibul Anshor Siregar menyebut sikap ibu yang meminta ganja medis untuk kesembuhan anaknya itu sebuah kelaziman. Penegasan tersebut disampaikan Akademisi Sosial Politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) ini menanggapi virallnya di jagad maya tentang ibu meminta ganja medis untuk pengobatan anaknya.

"Tentu saja orangtua ini kini berada dalam keadaan putus asa. Lazim seseorang yang menghadapi masalah pelik seperti itu akan terus berusaha untuk mendapatkan peluang penyembuhan anak yang amat dicintainya," tegas Shohib menjawab GoSumut, Selasa (28/6/2022).

Lebih lanjut Shohib menjelaskan, hal pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah menjemput anak dan keluarganya untuk diperiksa intensif di rumah sakit.

"Itu penting dilakukan untuk menentukan kesahihan keluhan (diagnosis) bahwa jenis penyakit hanya akan beroleh kesembuhan dengan ganja dan atau mencari cara untuk mengobati. Kemudian, apa pun yang dituliskan pada kertas, yang memberitahu keluhan dan kebutuhan terapi (ganja), belum tentu solusi alternatif yang tepat menurut disiplin medis," jelasnya.

Setelah itu, kata Shohib, pemerintah dapat membentuk sebuah panel kecil terdiri dari para hali yang membidangi keahlian jenis penyakit ini. Mereka diberi waktu untuk merekomendasikan jenis terapi yang tepat termasuk kemungkinan penerapan terapi ganja.

"Tim itu diharapkan dapat membuat laporan tertulis untuk disampaikan kepada pemerintah daerah, Presiden RI, Menteri Kesehatan, BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dan semua rumah sakit pemerintah di Indonesia," pungkasnya.

Sebelumnya, sebuah foto viral di media sosial yang menggambarkan seorang ibu tengah berkeliling dengan membawa poster berisi pengakuan membutuhkan ganja medis demi pengobatan anaknya.

Aksi itu dilakukan sang ibu saat momen car free day (CFD) pada Minggu, 26 Juni 2022, bertepatan dengan per8ngatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI).