DELI SERDANG - Dunia digitalisasi terus berkembang pesat tahun ke tahun, tentu hal ini menjadi dampak buruk dikalangan anak-anak akibat kerap bermain gadget. Melihat bahayanya itu, Dosen Komunikasi Universitas Medan Area (UMA) Raisha Annisa Hutapea, menggelar sosialisasi di Desa Peria-Ria, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang.

Menurut Raisha, maraknya gadget sekarang, tak lepas peran besar orang tua untuk menjaga pola asuh terhadap anaknya.

"Ada 4 macam pola asuh orang tua yaitu otoriter, permisif, demokratis dan diabaikan. Dalam hal ini pola asuh diabaikan atau dibiarkan adalah menjadi faktor utama penyebab anak kecanduan gadget," kata Raisha, Rabu (22/6/202).

Raisha mengatakan, orang tua melakukan pola pembiaran anak sebagai pengguna gadget tanpa batas waktu agar anak senang dan orang tua pun tidak lelah dalam mengurus anak.

"Padahal dampak kecanduan gadget ini sangat membahayakan terutama dapat merusak mata (gangguan penglihatan), obesitas pada anak karena tidak bergerak dan bermain sesuai dengan usianya, kemudian dapat merusak mental anak seperti sulit fokus, sulit bersosialisasi dan kepribadian bipolar," ucapnya.

Maka dari itu orang tua sangat berperan penting dalam perkembangan anak dan harus sering berinteraksi kepada anak agar tidak kecanduan gadget.

"Anak tidak mungkin dipisahkan dari gadget karena ini adalah era digital, tetapi anak harus di edukasi dan dibatasi dalam penggunaannya agar manfaatnya positif," ujarnya.

Menurut Raisha, cara mengatasi anak kecanduan gadget adalah orang tua tidak boleh main gadget di depan anak dan jadilah contoh yang baik, kemudian perbanyak aktivitas bermain secara langsung bersama anak serta bersikap tegas dan konsisten dalam membatasi penggunaan gadget terhadap anak.*