LHOKSEUMAWE – Masyarakat Lhokseumawe dan Aceh Utara yang hendak berkurban Hari Raya Idul Adha 1443 H masih dihantui Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban terutama sapi. Padahal setiap Hari Raya kurban masyarakat Aceh Utara dan Lhokseumawe banyak membeli sapi kurban. Sehingga peternak sudah dipastikan akan meraup untung besar karena pesanan juga mengalami peningkatan cukup signifikan.
 
Betapa tidak, hampir di setiap desa terutama dikawasan Kota Lhokseumawe melakukan penyembelihan sapi kurban, tidak hanya dilakukan di meunasah-meunasah tapi juga disetiap dusun biasa masyarakat melakukan penyembelihan qurban, namun untuk tahun ini agaknya warga masyarakat perlu kehati-hatian.
 
“Ya perlu kehati-hatian juga, namun agaknya warga yang berkurban masih juga ada, buktinya seperti Jamaah Masjid Baiturrahman Kota Lhokseumawe hingga saat ini jamaah yang berqurban sudah mencapai 11 ekor sapi, itu artinya kendati ada isu penyakit mulut dan kuku masyarakat tetap saja ikut berqurban,” kata Ketua Forum Jamaah Masjid Baiturrahman Kota Lhokseumawe Drs H Amiruddin Mahmud MM, Senin (20/6/2022).
 
Kemungkinan, menurut Amiruddin, jumlah sapi kurban akan bertambah, karena memang waktu masih cukup yakni sekitar 18 hari lagi baru Lebaran Idul Adha. 
 
“Apalagi bulan Juli bagi PNS akan menerima gaji ke – 13, bisa jadi mereka akan berkurban juga,” ungkapnya.
 
Begitu juga di Aceh Utara, ada salah satu desa di Aceh Utara yakni Cot Seurani, Kecamatan Muara Batu, biasanya bisa mencapai diatas 20-an ekor sapi. Kesadaran warga di Desa Cot Seurani cukup tinggi, sehingga sapi kurban bisa mencapai diatas 20 – an ekor.
 
“Alhamdulillah kesadaran warga Desa Cot Seurani cukup tinggi, tahun lalu saja sapi mencapai diatas 20 –an ekor ditambah lagi kambing, tahun ini yang sudah mendaftar juga sudah lumayan, walaupun masih dihantui masalah PMK, mudah-mudahan pihak Dinas Peternakan pro aktif untuk mengecek sapi-sapi milik peternak, sehingga sapi kurban betul-betul aman untuk dikonsumsi,” kata salah seorang warga.