LHOKSEUMAWE – Warga Lhokseumawe dan Aceh Utara terutama kalangan menengah ke bawah terus terpuruk. Pasalnya harga-harga kebutuhan pokok terus bergerak liar, bahkan dalam beberapa minggu terakhir harga terus melambung tinggi. Harga cabai merah sekarang sudah menyentuh Rp 85.000 per kg, begitu juga kebutuhan pokok lainnya seperti berbagai jenis sayuran seperti tomat, kol, sawi dan lainnya.
 
Sedangkan harga bawang merah justru mendekati Rp 50.000 per kg.
 
“Kalau harga minyak goreng jangan ditanya lagi, jauh-jauh hari harganya memang mahal, walaupun kita punya kebun sawit jutaan hektar. Begitu juga hari kebutuhan hari-hari seperti cabai merah sudah tembus ke angka Rp 85.000 sampai dengan Rp 90.000, begitu juga harga bawang merah sudah mencapai kisaran Rp 50.000 per kg,” ungkap salah seorang warga yang ditemui Gosumut.com saat belanja dipusat pasar tradisional Lhokseumawe, Kamis (16/6/2022).
 
Kondisi diperparah, saat harga-harga kebutuhan pokok naik, justru lapangan pekerjaan kian sulit. Kalangan masyarakat menengah ke bawah saat ini berjibaku bekerja sebagai buruh kasar, tapi penghasilannya tidak sepadan dengan harga – harga kebutuhan bangan.
 
"Lagian harga-harga kebutuhan pokok kian liar seperti itu, agaknya belum ada tanda-tanda pemerintah hadir untuk mengatasi itu, coba lihat sudah beberapa minggu terakhir belum ada tanda-tanda harga kebutuhan pokok stabil,” ungkap warga lainnya.
 
Sedangkan salah seorang pedagang cabai merah di pusat pasar tradisional Lhokseumawe, Ulfa, mengatakan dirinya tidak tahu apa penyebab harga-harga kebutuhan pokok menjadi mahal. 
 
“Enggak tahu saya kenapa harga kebutuhan pokok terus naik seperti sekarang ini,” katanya.
 
Sementara itu pemerhati sosial yang berdomisili di Lhokseumawe, Ricky Aulia, Lc MA mengaku prihatin terhadap harga-harga kebutuhan pokok sekarang yang sudah dipastikan akan memicu inflasi luar biasa.
 
“Harusnya dalam situasi gejolak harga yang kian liar dan tak terkendali, pemerintah harus hadir dan segera mencari solusi, kasihan juga kalangan masyarakat terutama menengah ke bawah, pasti tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan keluarganya, karena harga-harga sangat mahal,” katanya.
 
Disisi lain, urai Ricky Aulia, masyarakat berjibaku mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ini sudah sangat sulit. 
 
“Jika ada menjadi buruh kasar dengan penghasilan Rp.70.000 s.d 80.000 per hari, sudah pasti tidak cukup.
 
Bayangkan harga ikan asin saja paling rendah satu on Rp 5.000, kalau ikan basah jangan ditanya, harga diatas Rp 50.000 per kg, kalau ada ikan yang harganya Rp 40.000 per kg, itu jenis ikan yang kurang dikonsumsi oleh masyarakat, begitu lah kondisi saat ini, makanya kita berharap pemerintah segera mencari solusi agar masyarakat tidak terus tertekan dengan gejolak harga pasar itu,” jelasnya.