MEDAN - Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (FP USK) melalui Pusat Riset Kopi dan Kakao kampus setempat, menandatangani kerjasama (MoU) dengan Fairtrade Network of Asia and Pacific Producers (Fairtrade NAPP). Kegiatan ini berlangsung di Multi Purpose Room FP USK, Banda Aceh, Selasa (14/6/2022). Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Marwan selaku Rektor USK bersama Manajer Fairtrade NAPP untuk Asia Tenggara, Erwin Novianto secara langsung, dan disaksikan oleh CEO Fairtrade NAPP, Sanjeet Sighn Khurama secara daring. Secara umum, MoU ini bertema 'Substaining Agriculture Trade Through Fairtrade'.

Dalam sambutannya, Rektor USK menyampaikan bahwa tindak tanduk Faitrade NAPP sangat jelas, dengan berbagai implementasi kegiatan di dataran tinggi Aceh, Tanah Gayo. Bersama dengan Pusat Riset Kopi dan Kakao Aceh yang dikomandoi Ketua Senat USK, Prof. Dr. Ir. Abubakar, M.S pernah berbuat. Melakukan pembinaan petani kopi yang ramah lingkungan, memperhatikan HAM, dan kesejahteraan petani di dataran tinggi tanah Gayo.

"Ketika mendapatkan kesempatan bekerjasama dengan Fairtrade NAPP, kami sangat senang dan berharap kerjasama bisa terus diperluas, bukan hanya mendatangkan manfaat bagi mahasiswa dan dosen USK, tapi juga masyarakat Aceh," tutur Prof Marwan lewat siaran pers yang diterima di Medan, Selasa (14/6/2022).

Sinergitas antara Fairtrade NAPP dengan USK diharapkan bisa terus dijaga. Sebagai universitas yang menjalankan Tri Dharma perguruan tinggi, USK dibekali dengan SDM yang memadai. Rektor USK menyampaikan, jumlah mahasiswa yang terbilang banyak, adalah pontensi besar yang dapat dimanfaatkan oleh kedua belah pihak.

Pusat Riset Kopi dan Kakao yang dimiliki USK serta beberapa program studi di FP, diharapkan menjadi ujung tombak untuk mendatangkan manfaat bagi masyarakat Aceh, yang notabene banyak bergelut di sektor pertanian. Khusus untuk petani kopi, kerjasama ini dimaksudkan menjadi solusi untuk menjawab sejumlah persoalan.

"Isu lingkungan dan pencemaran dengan pestisida yang pernah mencuat harusnya mendapatkan perhatian serius, di luar banyak persoalan lainnya. Dengan demikian, kopi Aceh yang terkenal sangat enak, benar-benar top di kancah global tanpa terpaan isu yang tidak kita harapkan," jelas Rektor USK.

Sementara itu, Dekan FP USK, Prof. Dr. Ir. Samadi, M.Sc menyambut baik MoU tersebut. Ia mengaku sepandangan dengan Rektor USK. Menurutnya, FP USK harus mampu menjembatani petani kopi di Tanah Gayo untuk berdaya saing global. Selama ini, literasi kopi yang terbilang sudah lumayan, belum lah cukup untuk menjawab standar kopi dunia.

"Karenanya, melalui kerjasama ini, kedua belah pihak berikhtiar untuk memberdayakan petani kopi di Tanah Gayo yang kapabel secara pengetahuan, dan sejahtera secara ekonomi. Peluang tersebut sangat besar, mengingat kopi Gayo adalah komoditas kopi jempolan yang diperhitungkan dunia," jelas Prof Samadi.

Selain itu, yang tak kalah pentingnya, kerjasama ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Selain merupakan program program dari Kemendikbud, MBKM juga salah satu penting bagi Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, khususnya USK yang baru saja membahas persoalan tersebut pada rapim IKU USK, Jumat 10 Juni 2022 kemarin.*