SERGAI - Bupati Serdang Bedagai, Darma Wijaya bersama Dinas Ketaganan Pangan (Ketapang) meninjau peternakan milik masyarakat tentang beredarnya penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

"Melihat perkembangan saat ini banyaknya yang beredar sekarang terkenal penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Serdang Bedagai nampaknya belum ada, tapi terendikasi sudah mulai merebak," papar Bupati Darma Wijaya usai meninjau lokasi peternakan milik Rusiadi warga Desa Pematang Sijonam di Kecamatan Perbaungan, Selasa(24/5) sore.

Namun saat ini lanjut Bupati di Serdang Bedagai yang viral penyakit kulit yang disebut dengan lumpy skin disease (LSD). Penyakit ini juga meresahkan warga.

"Sebanyak 50 ekor milik warga terkena penyakit kulit LSD, tapi pemilik ternak pak Rusiadi bisa mengatasinya, bahkan sampai lumpuh bisa bangkit kembali lagi. Artinya bahwa ini sudah ada penanganan serius bersama dengan Dinas Ketaganan Pangan (Ketapang ) terus berkeliling kelapangan melihat perkembangan peternak sapi di Serdang Bedagai," ujarnya.

Bupati juga menegaskan dari kasus yang ditemukan tersebut, setelah mendapat penanganan sekira 90 persen bisa ditangani dengan baik. Kuncinya masyarakat jangan panik untuk penyakit kulit, tetap berkordinasi Dinas Ketanganan Pangan agar bisa diatasi".

Sementara itu Rusiadi mengatakan pertama kali melihat penyakit kulit ini, sekitar bulan April lalu. Penyakitnya seperti itu ada bentolan -bentolan di seluruh tubuh dengan isinya darah dan nana.

Jika lanjutnya, sudah terjangkit penyakit tersebut suhu badan ternak akan mencapai 40 derajat. Kemudian, kakinya bengkak jika posisinya berdiri ya tetap berdiri, namun jika posisi tertidur maka tidak bisa berdiri.

"Selanjutnya, saya berkordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan. Namun saat itu vaksin belum ada tapi saya coba bagaimana cara untuk mengobatinya dan sudah berkordinasi dengan kawan-bahwa satu satunya itu adalah meringankan imun tubuhnya, jika kita bisa mengatasi imun tubuhnya dia bisa sembuh."ucapnya.

Rusiadi juga menerangkan dari 120 lembu yang dimilikinya, 100 ekor lebih yang terkena penyakit ini. Bobot lembunya pun menurun drastis. Namun, membaik seiring penanganan yang dilakukan seperti meningkatkan imunitas hewan dengan memberinya minuman rebusan gula merah campur jahe serta menyuntikkan antibiotik sebagaimana disarankan Dinas Ketapang.

"Dalam seminggu itu bobot yang 625 kg bisa turun jadi 500 kilo. Cepat drop dia. Saat disuntik antibiotik dan minum air gula merah, imunnya pelan-pelan bagus, nampak sehat. Cepat juga sembuhnya lagi," lanjut Rusiadi.

Selain itu, pemberian vitamin serta pengasapan juga dilakukan untuk menghindari serangga seperti nyamuk dan lalat yang merupakan faktor penyebar virus dari lembu ke lembu.

"Suntikan antibiotik cepat bikin luka-luka di badan lembu itu kering. Tiga sampai 7 hari udah nampak proses lukanya sembuh. Ditambah pengasapan dan kandang yang terus dibersihkan. Jadi buat kawan-kawan peternak jangan panik, tetap semangat. Memang harus pemantauan ekstra. Kalau nampak satu ekor sudah terjangkit, langsung asingkan saja," tandasnya.

Selain Desa Pematang Sijonam, Bupati didampingi Dinas Ketapang, Camat Perbaungan, dan perwakilan Polsek setempat pun turut meninjau hewan peternak yang ada di Desa Celawan, Kecamatan Pantai Cermin,