JAKARTA- Nilai kapitalisasi pasar aset kripto turun US$800 miliar atau Rp11,6 triliun (asumsi kurs Rp14.500 per dolar AS) dalam sebulan terakhir hingga menyentuh level terendah US$1,4 triliun atau Rp20.300 triliun pada Selasa (10/5/2022).

Mengutip Reuters, Rabu (11/5/2022), penurunan ini disebabkan kebijakan pengetatan moneter sejumlah bank sentral yang membuat pasar melepas aset berisiko, seperti kripto.

Harga bitcoin saja turun ke level terendah dalam 10 bulan terakhir menjadi US$31.450 per keping pada Selasa (10/5). Padahal, aset dengan nilai kapitalisasi terbesar itu sebelumnya sempat tembus ke level US$40 ribu per keping.

Penyedia data blockchain Glassnode mengatakan harga kripto yang merosot mencerminkan penurunan ekuitas di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga acuan di beberapa bank sentral dunia.

Pasar khawatir bank sentral di beberapa negara kembali menaikkan suku bunga acuan karena inflasi terus melonjak.

"Bitcoin tetap sangat berkorelasi dengan kondisi ekonomi yang lebih luas yang menunjukkan jalan di depan. Sayangnya mungkin untuk saat ini berbatu," ucap Glassnode dalam sebuah catatan.

Kendati demikian, sejumlah investor justru memanfaatkan situasi ini untuk membeli aset kripto dengan harga murah.

Berdasarkan catatan manajer aset digital Coinshares, terdapat pembelian kripto sebesar US$45 juta pada pekan lalu.*