MEDAN - Gedung baru Mesjid Agung Medan yang pembangunannya menelan biaya Rp450 miliar belum dapat digunakan pada Shalat Tarawih perdana.
Alhasil, Shalat Tarawih perdana masih dilaksanakan di gedung Mesjid Agung Medan yang lama, Jalan Diponegoro Medan, Sabtu (2/4/2022) malam. Ratusan muslimin dan muslimat meramaikannya.

Karena, bangunan Mesjid Agung kebanggaan warga Sumatera Utara yang baru setelah ditinjau oleh Badan Kesejahteraan Mesjid (BKM) beberapa hari lalu belum memungkinkan dipergunakan disebabkan adanya pengerjaan interior seperti pemasangan keramik masih mengeluarkan debu.

"Mohon pengertian jamaah. Namun dalam perkembangannya selama Ramadhan ini akan kita lihat apakah beberapa hari nanti sudah bisa kita gunakan masjid yang baru,” ujar seorang pengurus BKM Mesjid Agung, Abdullah Matondang.

Memang, lanjut dijelaskannya, sebelumnya Masjid Agung Medan yang baru, berdesain sangat megah dan luas berkapasitas 10.000 jamaah (setelah rampung), telah dipersiapkan dapat digunakan untuk Shalat Tarawih pada bulan Ramadhan 1443 H ini.

"Rencana Tarawih dan Witir yang diawali Shalat Isya Berjamaah di masjid yang baru ini merupakan tahun kedua setelah tahun lalu Shalat Tarawih dan Witir malam ke-2 Ramadhan 1443 H di Masjid Agung dilaksanakan dengan uji coba bangunan megah masjid baru kebanggaan masyarakat Sumut itu," jelasnya.

Selain itu, ia menuturkan, gedung parkir yang berada di halaman belakang mesjid saat ini sedang dalam pekerjaaan dan nantinya diperkirakan mampu menampung sekira 8.000 kendaraan roda empat.

Masjid baru yang pembangunannya dimulai sejak tahun 2018 dengan Ketua Umum Pembangunan Edy Rahmayadi (kini juga menjabat Gubernur Sumut) maka diharapkan secara bertahap penyelesaian masjid megah ini dapat segera tuntas.

Masjid Agung baru berlantai tiga dengan kapasitas nantinya mampu menampung sekira 10.000-an jamaah yang pada awal launching diperkirakan memerlukan biaya sekira Rp 450 miliar namun diperkirakan masih akan berkembang.

Masjid Agung baru yang direncanakan memiliki 2 menara masing-masing berketinggian 199 meter dan 99 meter ini dirancang menyambung dengan bangunan Masjid Agung yang lama.

Meski masih menggunakan gedung lama, pada pelaksanaan Tarawih perdana Ramdhan 1443 H di Mesjid Agung Medan, tampak ratusan kaum muslimin dan muslimat mengikuti shalat sunnat muakkad yang hanya ada di bulan Ramadhan ini dipimpin Imam Al Ustadz Al Hafidz HM Syukur Siregar didahului shalat wajib Isya berjamaah.

Para pengurus BKM Agung juga mengikuti ibadah ini antara lain H Yuslin Siregar, H Mahmuzar Darma yang akrab disapa Totok, H Abdullah Matondang, H Sofyan Yahya, H Muazad M Zein, Chairul Anwar Lubis dan Zulrizal.

Sebagian jamaah sudah berada di masjid kebanggaan masyarakat Sumut sejak Maghrib dan membawa bontot atau makanan yang mereka santap saat menunggu masuk waktu Shalat Isya.

Usai Tarawih delapan rakaat, jamaah Shalat Witir berjamaah tiga rakaat. Pelaksanaan ibadah ini masih tetap dengan protokol kesehatan (prokes).*