MADINA - Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina), Atika Azmi Utammi Nasution membantah pemberitaan yang menyudutkan dirinya dan institusi, terkait rendahnya capaian vaksinasi dosis dua di Madina. Atika juga menyesali pernyataan LIRA Madina dalam menanggapi pemberitaan tersebut. Atika mengatakan, pernyataan LIRA Madina tersebut tidak linear dengan sikapnya. 

"Saya menyesalkan pemberitaan miring menganai stetmen saya, logisnya aneh sikap LIRA Madina yang dipimpin oleh saudara Ali Musa terkait pemberitaan ini. Tidak linear dengan sikap saya. Kami di Satgas, siang malam memaksimalkan vaksinasi Covid-19. Justru keberadaan Forkopimda, TNI/Polri sangat esensial dalam mensukseskan pencapaian vaksinasi,” kata Atika dalam keterangan tertulis dari Diskomifo Madina yang diterima Gosmut dari WA, Jumat (11/2/2022).

Dijelaskan Atika, keberadaan TNI/Polri di kantor-kantor desa merupakan kewajiban bersama dalam Satgas Covid-19. Tidak ada masyarakat yang akan dijatuhi hukuman pidana apabila tidak mau divaksin.

"Dan itu adalah salah satunya untuk menjawab tidak adanya masyarakat yang akan dijatuhi hukuman pidana apabila tidak mau divaksin, hoax ini sempat santer di Madina,"Ujarnya.

Dia menambahkan vaksinasi ini merupakan tugas bersama dan itu tertuang dalam SK Satgas Covid-19. Disaat seharusnya meningkatkan sinergitas, jangan memplintir hal-hal yg bisa menyebabkan kegaduhan.

Sebelumnnya diketahaui, LSM LIRA Kabupaten Mandailingnatal (Madina) menyoroti adanya pemberitaan di salah satu media lokal yang memuat pernyataan Wakil Bupati Madina, Atika Azmi Utammi Nasution soal penyebab rendahnya vaksinasi dosis dua.

Dalam pemberitaan itu dikatakan penyebabnya karena kehadiran TNI/Polri di posko vaksinasi desa sehingga masyarakat merasa ketakutan apabila tidak divaksin.

Lalu, dari pantauan Gosumut, media yang memuat pernyataan Wabup Madina dengan judul berita " Atika Beberkan Penyebab Rendahnya Vaksinasi Dosis dua di Madina" narasi berita itu sudah dihapus.