MEDAN - Musibah bencana alam banjir dan longsor terjadi di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara pada Jumat, (31/12/2021) lalu. Sedikitnya 421 berupa rumah, pesantren, dan bangunan lainnya rusak berat.

Kepada Dinas Kehutanan Sumatera Utara, Herianto menjelaskan, salah satu faktor penyebab terjadinya banjir di Palas dikarenakan adanya pembukaan lahan sawit yang dilakukan masyarakat di area kawasan banjir.

"Pertama, akibat curah hujan yang tinggi dan penyebab kedua memang ada pembukaan lahan sawit, pohon-pohon yang ada di situ ditumbangkan oleh masyarakat. Jadi kalau untuk tindakan ilegal logging sendiri tidak ada, karena potongan-potongan kayu tidak terlihat," kata Herianto saat diwawancarai Gosumut.com, Kamis (6/1/2022).

Hal tersebut, kata Herianto, berdasarkan hasil investigasi petugas di lapangan.

Herianto mengklaim, dari hasil citra satelit bahwa di area hulu hutannya dalam keadaan tidak rusak, sebab dia mengetahui juga hutan di sana merupakan hutan lindung dan kondisinya masih bagus.

Herianto mengatakan, pihaknya masih berupaya mencari lebih dalam mengenai kebenaran perihal tindakan ilegal logging di tempat tersebut.

"Hari ini saya sudah tugaskan tiga KPH dan tim Polhut untuk meninjau dan mencari tahu apakah benar di lokasi itu terjadi adanya tindakan ilegal logging," ucap Herianto.

Apabila ini terbukti, pihaknya akan menindak tegas perihal adanya ilegal logging yang menjadi faktor penyebab banjir bandang di Kabupaten Padang lawas.

Sementara itu, Kasi Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH Wilayah VII Gunung Tua Ongku Sahat mengungkapkan, terdapat longsor di bagian hulu, sehingga puluhan kayu dari hutan turun ke sungai, hingga akhirnya sungai meluap.

"Ada cerita dari masyarakat bahwa sekitar sepuluh kiloan dari lokasi banjir terdapat longsor di atas. Dan kayu-kayu ini berasal dari sana," kata Ongku.

Ongku juga mengklaim, bahwa kayu-kayu bekas potongan mesin yang ada di lokasi itu bukan merupakan pembalakan liar. Namun disengaja dari petugas untuk mempermudah akses di sana.

"Ini yang belum bisa kita pastikan. Karena curah hujan kemarin cukup tinggi sehingga sungai meluap dan air masuk permukiman warga," kata Ongku.

Ongku juga mengatakan, saat ini pihaknya masih terus melakukan upaya perbantuan kepada warga yang rumahnya diterjang banjir bandang.

"Untuk saat ini di lapangan belum ada informasi korban. Hanya kerusakan bagunan aja," ucap Ongku.

Ongku mengungkapkan, hingga saat ini masih terdapat sisa air sungai yang belum surut dari peristiwa banjir tersebut dan pihaknya kini masih terus melakukan upaya terhadap hal itu.

"Untuk air sendiri sebenarnya sudah mengering, cuma terdapat di sejumlah tempat yang rendah dan kini masih ada sisa air sekitar 10 cm," pungkasnya.