MEDAN - Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Kesehatan Sumut, dr Kristinus Saragih penerima suap vaksin berbayar dituntut 3 tahun penjara.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Hendri Edison menilai terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana menerima suap, sebagaimana diatur dan diancam dalam pasal 5 ayat (1) huruf a dan atau b dan atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

"Menuntut supaya majelis hakim menjatuhkan terdakwa Kristinus Saragih dengan pidana penjara selama 3 tahun denda sebesar Rp 100 juta subsider 3 bulan kurungan," kata Jaksa Hendri, Rabu (8/12/2021).

Dijelaskan Jaksa, adapun yang memberatkan perbuatan terdakwa selaku ASN, bertentangan dengan program pemerintah memberantas tindak pidana korupsi, perbuatan terdakwa dinilai menghambat proses vaksinasi yang digadang pemerintah.

"Hal meringankan terdakwa mengakui perbuatannya, bersikap sopan di persidangan, dan terdakwa belum pernah dihukum," jelas Jaksa.

Atas tuntutan tersebut, terdakwa melalui Penasehat Hukum (PH) akan mengajukan nota pembelaan (pledoi) pekan depan.

Diketahui sebelumnya dalam dakwaan Tim JPU Robertson Pakpahan menuturkan, dr Kristinus yang merupakan ASN Dinas Kesehatan Sumut, memvaksin orang-orang yang dikoordinir oleh Selvi (sudah divonis).

Merekapun mengumpulkan uang dari orang-orang yang akan divaksin tersebut sebesar Rp 250.000 per orang sekali suntik. Mereka berdua pun melaksanakan vaksinasi berbayar tersebut di beberapa tempat.

Dalam dakwaan juga disebutkan, terdakwa yang juga vaksinator memperoleh vaksin covid 19 merek Sinovac dari sisa vaksin yang tidak terpakai.

"Oleh terdakwa tersebut disimpan dan tidak dikembalikan ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Vaksin sisa tersebutlah oleh terdakwa atas permintaan dari Selvi dengan pembayaran sebesar Rp 250 ribu satu kali suntik vaksin per orang, sehingga untuk dua kali vaksin akan dibayar sebesar Rp 500 ribu," beber JPU.

Dari hasil penjualan vaksin itu, dokter Kristinus Sagala memperoleh Rp 90 juta. Sedangkan yang diterima Selviwaty sebesar Rp 11 juta.

Dalam perkara ini, majelis hakim sudah menjatuhkan vonis 20 bulan penjara kepada Selviwaty. Sedang satu orang dokter lainnya yakni dr Indra yang merupakan dokter di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Tanjunggusta pekan depan akan menjalani sidang tuntutan.